Keanehan 11 - Call

19 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Habis begadang semalaman untuk nugas, Hana rencananya mau langsung tidur seharian selepas salat subuh. Tapi baru dia rebahan di kasur, ponselnya yang ada di sebalah bantal tiba-tiba bergetar dan bersuara berisik.

"Siapa sih yang nelpon jam segini? Gada otak banget," dumel Hana ketus. Matanya melirik jam.

Baru jam 5 pagi.

Gadis itu menghela napas kasar. "Bener-bener nih orang."

1 kali, Hana tidak angkat.

2, 3, 4 juga masih tidak diangkat.

Tapi Hana lama-lama jadi kepo juga. Apa sih niat penelepon berstatus anonim itu sampai-sampai pantang menyerah dan terus menelpon dia hingga sebegitunya?

Angkat gak ya, angkat gak ya, angkat gak ya, batin Hana.

Otaknya mencoba positif thinking. Mungkin itu telepon dari tukang paket kan? Karena Hana minggu-minggu ini memesan paket skincare dan menunggu paket itu yang tak kunjung datang. Siapa tahu abangnya bingung alamat rumah Hana. Tapi sepertinya mustahil ya di zaman modern begini.

"Ah, atau mungkin ini mama ganti nomor kali," gumam Hana tidak yakin.

"Au ah, bodo amat."

Jempol Hana akhirnya meng-swipe tombol hijau di layar ke atas.

Mau ini siapa kek yang penting gue angkat biar gak gangguin lagi! Batin Hana.

Padahal mah biar rasa keponya segera hilang.

"Halo, ini Hana. Dengan siapa, ya?"

"...."

"Halooo, ada orang kah??"

Dahi Hana mengernyit tak paham. Tadi dia gencar diserang telepon oleh si anonim itu, tapi kok saat diangkat malah diam?

"Kalau tidak ada urusan lagi saya tutup, ya," ucap Hana dongkol.

"Eh, jangan dong."

Seluruh tubuh Hana menegang.

Dia tidak salah dengar kan? Barusan itu....



















Jaemin?

"Jaemin?! Ini kamu?!" Pekik Hana.

Tapi tidak ada balasan.

"Halo, Jaem? Jaem, kamu masih bisa denger kan? Buruan jawab!"

Tutt....

Weird | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang