Wait

1.1K 81 2
                                    

Rose termenung di sisi ranjang tidurnya. Ia terus memikirkan keputusannya ini, apakah benar atau salah menikah dengan jimin, lelaki yang sudah beristri. Rose memikirkan bagaimana perasaan lisa nanti jika mengetahui hal ini, tetapi rose juga tidak mau melahirkan anaknya tanpa ayah.

Bahkan pernikahan meriah yang rose impikan pun musnah. Sungguh tidak mungkin bagi merela berdua untuk mengadakan pesta yang mengundang banyak orang. Mungkin jika itu terjadi, hanya caci maki yang akan rose terima.

Jimin masuk ke dalam kamar rose tanpan mengetuk. Kebetulan pintu kamarnya tidak dikunci, jadi jimin melengos masuk menghampiri wanita itu yang sedang duduk di sisi ranjang. Jimin memeluk tubuh mungil rose dari belakang.

Sontak rose menolak dengan mendorong dan memukul jimin. "Akhh, sakit sayang." Ringis jimin.

"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu!"

Jimin mendengus sebal dengan tingkah rose yang masih mencoba menjauhinya. "Rose, sebentar lagi kita akan menikah. Jadi berhenti bersikap seperti itu pada calon suami dan ayah dari bayi yang kau kandung."

"Jika bisa memilih, aku tidak mau kau menjadi ayah dari anakku!"

Jimin tertawa. "Tapi kenyataannya dia tumbuh di sana hanya sekali percobaan. Takdir memang ingin menyatukan kita."

Rose lelah berdebat dengan jimin. Hanya jimin yang bisa menghentikan perdebatan, selagi masih bisa, jimin akan terus membuat rose terpojok. Jadi untuk apa rose menguras tenaga untuk menyahut ocehan tidak jelas jimin.

"Up to you!"

Jimin tersenyum lebar. "Sayang, apa aku boleh menyentuh bayi kita?"

Rose merengut. Permintaan macam apa itu, bahkan perut rose saja belum membuncit, lalu bagaimana bisa jimin ingin menyentuh bayi nya.

"Aku bahkan belum melahirkan, bodoh."

"Hey jangan berkata kasar di depan bayi kita, nanti dia akan mendengarnya."

"Dasar bodoh." Gumam rose pelan.

"Rose!"

Rose mendelik tidak suka. Tiba-tiba suara telpon rose berdering.

Rose menatap gugup nama yang tertera di ponselnya. LISA.

"Lisa menelpon, lebih baik kau diam!" Perintah rose sebelum menjawab telpon.

Jimin tersenyum licik, sedangkan rose mengatur nada suaranya. "Ya, lisa?"

"Apa kau kosong malam ini?"

"Hmm sepertinya kosong, ada apa?"

"Bisa temani aku sebentar saja."

"Kemana?"

"Oh tidak keluar, tapi di rumahku. Suamiku sepertinya akan terlambat pulang jadi aku butuh teman."

"Baiklah, aku akan datang."

"Oh ya, jimin akan menjemputmu nanti, jadi bersiaplah."

Rose terkejut. "Ah tidak usah menjemputku, aku bisa berangkat sendiri."

"No! Tidak ada penolakan rose."

Akhirnya rose menyerah, lisa sama keras kepalanya dengan jimin.

"Ayo!" Ajak jimin.

"Kemana?" Tanya rose.

Jimin menghela napas. "Bukankah lisa menyuruhku menjemputmu, jadi ayo kita berangkat sekarang."

Rose menatap jimin. "Ini masih terlalu siang, bodoh."

"Kau, masih memanggilku bodoh. Aku akan menghukummu jika berani mengucapkan itu lagi."

Love Affair✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang