My rose

1.8K 106 32
                                    

Rose menggeliat di kasur, cahaya matahari menusuk penglihatannya. Merasa ada yang aneh dengannya pagi ini, benar saja ada seorang lelaki di sampingnya. Shit! umpatnya. Siapa lagi kalau bukan jimin, lelaki itu masih tertidur pulas dengan lengannya yang masih memeluk perut ramping rose.

"Bangun!" Teriak rose di samping telinga jimin.

Jimin menggeliat terganggu dengan suara wanita itu. "Ini masih terlalu pagi!" Ucapnya parau.

"Kau akan mati Park Jimin, jika lisa sampai melihatmu di sini."

Sontak jimin membuka lebar matanya. Ia lupa jika sedang berada di kediamannya dan lisa. "Aku pikir lisa sudah bangun." Ucap jimin sambil bergegas merapikan pakaiannya yang kumal.

"Aku pergi dulu." Jimin mengecup singkat kening rose.

Rose tidak menolak sama sekali, apa ia sudah mulai memiliki rasa pada jimin. Apapun itu rose sudah pasrah dengan keadaannya sekarang.

Jimin mengendap masuk kedalam kamarnya dan lisa. "Kau dari mana?" Tanya wanita itu dari depan pintu.

Jimin menoleh pelan lalu tersenyum kaku. "Aku dari..." Ia berpikir sejenak, alasan apa yang tepat.

"Ah sudahlah, aku akan pergi menemui teman-temanku. Makanan sudah siap, oh ya jangan lupa mengajak rose, aku pikir dia belum bangun."

Jimin menarik napas lega lalu kembali tersenyum hangat pada lisa. "Baiklah, hati-hati di jalan." Jimin mengecup bibir lisa singkat.

Lisa pergi menggunakan mobilnya. Jimin bahagia, akhirnya ia memiliki waktu berduaan dengan rose.

"Sayang!!" Panggilnya kencang menuju kamar rose.

Rose mengintip di balik pintu, yang dilihatnya hanya jimin yang berlari kecil menghampirinya.

Jimin membuka pintunya lalu menarik rose ke dalam pelukannya. "Akhirnya aku bisa mencium aroma mawar yang sangat aku rindukan."

Rose merasa bingung. "Apa lisa pergi?"

Jimin berdeham menandakan iya. "Dia menemui temannya."

Jimin kemudian melepaskan pelukannya lalu menaruh telapak tangannya di kening rose. "Apa kau sakit?"

Rose menggeleng. "Tapi, tidak biasanya kau menerima perlakuanku dengan diam."

Rose merasa jantungnya berdegup kencang. "Sudahlah, aku mau pulang saja." Ucapnya mengalihkan.

Jimin menarik tangan rose yang hendak pergi. "Aku tidak akan melepas kesempatan emas ini."

Rose menatap jimin dengan tatapan horornya. "Lepaskan atau kau mau mati."

Jimin sontak melepas pegangannya. "Kau bahkan tetap telihat cantik walau sedang marah."

Rose mendelik malas. "Aku akan pulang, tolong antar aku."

"Tidak mau!"

Rose kembali menunjukkan tatapan menakutkan. "Siapa kau berani mengaturku." Ucap rose asal.

Ia mencubit lengan jimin dengan kencang, alhasil jimin berteriak kesakitan. "Kau wanitaku rose!" Teriaknya.

Setelah terlepas dari cengkraman jimin, rose bergegas berlari meninggalkan jimin yang masih meringis kesakitan. Kulit bahkan memerah karena cubitan rose.

"Wanita? Kau menjadikan ku selingkuhan mu." Ucap rose sinis.

"Rose, jaga ucapanmu, aku tidak menganggapmu seperti itu."

"Tapi semua orang akan menganggapku seperti itu. WANITA SIMPANAN." Ucapnya penuh penekanan. Tak terasa air mata jatuh dari kelopak mata rose.

Rose berlari meninggalkan jimin di tempatnya. Jimin menatap tubuh wanita itu yang mulai menjauh, terbesit rasa bersalah dibenaknya.

Love Affair✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang