9. wanita setengah baya

11 8 0
                                    

Happy reading!

_____________________

Kembali di purnama 9 tahun yang lalu. Dengan gadis duyung dan anak laki laki 8 tahun yang duduk bersama di hamparan pasir sebuah pulau tengah laut.

"Aku mau Kevin! Aku ingin berjalan jalan di daratan! Tapi, apa tidak apa apa? Bagaimana jika manusia melihatku?" Gadis itu bertanya dengan sedikit rasa khawatir.

Kevin meletakkan telapak tangannya di kepala Natalia. Menatap iris birunya yang terang.

"Aku akan selalu berada di dekatmu. Semua akan baik baik saja."

Gadis itu menatap mata hitam legam anak laki laki di depannya. Iris birunya berbinar.

"Kevin matamu indah sekali. Bahkan lebih indah dari mutiara. Kenapa warna hitam bisa begitu bersinar..."

Astaga lagi lagi! Kevin membalikkan tubuhnya. Gadis ini kenapa sih... Kevin juga kenapa... Bukankah dia sudah biasa mendapat pujian.

Tapi gadis ini berbeda ia terlalu jujur. Gadis ini sangat polos tidak seperti orang orang yang ia temui. Sebagian memuji karena ada udang di balik batu, ingin mendapat sesuatu. Tapi Natalia tidak begitu. Lihatlah, gadis itu bahkan tidak mengerti akibat dari kalimatnya.

"Wajahmu merah Kevin, apa kau sakit?"

"Wajahku merah karena aku malu tau!"

Natalia menatapnya tidak mengerti. Memiringkan sedikit kepalanya.

"Malu kenapa? Kau kan tidak telanjang."

Anak 8 tahun itu mengacak rambutnya. Gemas. Bingung harus bagaimana lagi menjelaskan tentang definisi malu pada Natalia. Perasaan malu itu kan dari dalam diri. Mana bisa dijelaskan dengan kata kata.

"Ngomong ngomong soal mutiara, aku baca di dongeng dongeng begitu katanya kalau putri duyung menangis air matanya bisa berubah jadi mutiara. Apa benar begitu?" Tanya Kevin mengubah arah pembicaraan.

Natalia menggeleng kuat kuat.

"Itu konyol sekali Kevin. Air mata itu ya air. Mutiara kan berasal dari kerang bukan dari mata."

Kevin mengangguk setuju.

"Benar juga... Itu sama sekali tidak logis."

"Eh tapi aku pernah dengar dari Arias. Katanya ada seorang putri duyung yang pernah menangis dan mutiara merah muda jatuh bersama dengan air matanya. Tapi sepertinya Arias bohong. Aku sering menangis air matanya hilang tuh terbawa air laut." Cerita Natalia panjang lebar. Kevin tertawa kecil melihat wajah menggemaskan Natalia yang bersemangat.

"Oh iya berarti kalau kau sedih dan menangis di lautan gitu gak ada yang tau ya?"

"Tentu saja semua tau Kevin! Aku kan kalau nangis teriak teriak. Sambil marah marah dan lempar batu. Tapi tak pernah kena."

Kali ini Kevin terbahak. Natalia bercerita tentang pertengkarannya dengan teman teman sesama duyung yang mengejeknya karena tidak bisa berenang. Gadis ini dengan bodoh melemparkan batu padahal air kan meringankan massa. Jadinya batu itu hanya terlempar beberapa langkah di depannya dan mendarat dengan pelan.

Hasilnya Natalia semakin ditertawakan. Mau mengejar tapi ekornya sudah sakit. Akhirnya ia hanya bisa menangis sambil teriak berharap didengar duyung dewasa agar teman temannya dimarahi.

"Kau ini licik sekali." Kevin mengusap ujung matanya yang berair masih dengan sisa sisa tawanya.

"Licik itu apa Kevin?" Mata Natalia mengerjap tidak paham. Kevin tersenyum kecut. Malas menjelaskan.

Natalia, Little MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang