6. Healing Before Tomorrow

1.8K 203 8
                                    

Di publikasikan 12 November 2020

***

Gulf harusnya banyak berterima kasih pada bosnya yang baik hati. Didetik terakhir bahwa jam sudah menunjukan lewat jam tiga, bosnya mengirimi pesan bahwa dia menutup kafenya hari ini.

Laki laki itu harus menggantikan rekannya di pertandingan sepak bola. Juga karena Mix tidak bisa datang bekerja hari ini. Padahal Gulf belum mengatakan apapun, tapi lelaki itu tahu, bahwa Mew sedang melakukan pertandingan saat ini.

Itu terlalu baik. Bahwa bosnya bahkan peduli pada pacarnya.

Begitu dosennya keluar, Gulf menjadi orang pertama di belakang dosen itu dan berlari ke tempat dimana pacarnya pasti sudah menunggunya disana. Dia tak bisa lagi membiarkan orang itu larut dalam pikirannya yang buruk. Meskipun mereka tidak bertengkar, Gulf merasa harus berbaikan dengannya. Tak mungkin sikap Mew yang diam dan seakan tak terjadi apa apa dia biarkan begitu saja.

Itu sudah berlalu sejak beberapa hari. Dan mereka belum benar benar saling berbaikan satu sama lain.

Gulf sampai dengan nafas terengah engah. Orang orang sudah ramai berteriak melihat ke dalam kolam bahwa pertandingan sudah dimulai. Dia terlambat. Tapi lebih baik seperti ini daripada tidak datang sama sekali. Lagipula, malam itu dia sudah berjanji akan datang.

Gulf berdiri dengan lutut yang sedikit gemetar. Melihat sosok lelaki dengan tubuh hampir sempurna keluar dari air dengan matanya yang tak lepas dari dirinya. Orang itu bahkan sedikit berlari menghampirinya. Dan sebelum Gulf bisa mengatakan apapun, sebuah pelukan ia dapatkan.

Tubuh orang itu basah dan dingin, tapi pelukannya terasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya. Juga hatinya.

Gulf tersenyum. Tangannya terangkat untuk membalas pelukan pacarnya. Tak peduli bahwa orang orang bereaksi dengan tindakan mereka. Ia hanya peduli pada perasaan pacarnya saat ini. Lagipula, Mew juga sudah bertindak sejauh ini didepan ratusan orang, apa yang perlu Gulf ragukan dari perasaan pacarnya?

Itu sudah sangat jelas bahwa Mew tidak menganggap hubungan mereka terlalu sepele.

Gulf merasa rambutnya diusap. Dia bahkan bisa merasakan detak jantung Mew yang cepat. Orang itu sedikit terengah. Memeluk tubuhnya yang kurus untuk beberapa saat. Sampai akhirnya pelukan itu terlepas. Bergantian dengan tatapan mata Mew yang jernih, diikuti senyuman yang mendadak Gulf rindukan.

"Kau terlambat..."

"Maaf... Aku sudah berlari cepat sekali untuk sampai disini. Dan juga..."

"Lupakan." Orang itu menyentuh bibirnya dengan telunjuknya, dan suara suara kamera belum berhenti disekitar mereka, "Yang penting kau sudah datang."

Gulf tak bisa menjawab apapun. Bahkan orang ini tidak terlihat kecewa sama sekali. Gulf hanya bisa tersenyum, hatinya mendadak hangat dan merasa bersyukur telah bertemu orang ini. Kini telunjuk orang itu sudah berpindah dari bibirnya, namun digantikan dengan sebuah ciuman lembut dan singkat.

Gulf bahkan terlalu kaget menerimanya. Dia masih membuka matanya lebar dan melihat bahwa Mew tersenyum puas setelah menciumnya.

"Kita berbaikan sekarang?"

Gulf mengangguk dengan cepat.

Sunflower : Do You Remember Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang