2. Mr. Sun

2.4K 282 5
                                    

Dipublikasikan 26 Oktober 2020

***

"Kau punya nyali juga, bangsat?"

Mew menarik langkahnya menjauh. Bagaimana bisa dia bertemu orang orang ini disini? Niat hati ingin kabur dari nasihat orang tuanya yang membosankan, dan pergi ke bar tempat ia biasa menghabiskan malam malah ini yang ia dapatkan.

Orang orang bau alkohol berdiri di pintu bar dengan tatapan siap meludah kapan saja.

Oh ayolah, Mew hanya menyenggol minuman mereka tempo hari. Jika wanita wanita yang melendot di lengan mereka seperti lintah jadi menyukainya apakah itu salahnya? Dia memang terlahir dengan wajah tampan dan perawakan bagus. Penampilannya yang mahal dengan sedikit senyum dingin yang misterius. Itulah yang membuat wanita berlomba lomba mendekatinya di bar. Meskipun dia selalu satang sendiri dan minum sendiri. Dia bahkan tak pernah membayar minumannya. Selalu ada saja yang sudah membayar bill tagihan. Perempuan tadi. Wanita tadi. Bahkan lelaki tadi.

Berdecih. Dia siap bertarung sekarang jika lawannya satu orang. Tapi ini, empat orang! Juga, tubuh kekar mereka yang dipenuhi tatto. Meskipun dia yakin bahwa orang orang bodoh ini akan kalah dengan sekali pukulan, namun dia tak bisa lagi membuat orang tuanya marah.

Minggu lalu dia sudah mendapatkan pukulan dari ayahnya tepat di wajahnya, hanya karena terlibat dalam balapan mobil liar dan sialnya ia harus masuk penjara karena mobilnya menabrak sebuah kedai di pinggir jalan. Juga karena hal itu tentu saja melanggar peraturan.

Orang tuanya sudah menghabiskan banyak uang untuk mengeluarkan dia dari sel. Meskipun dia juga tahu, seberapa banyak yang dimiliki orang tuanya pada akhirnya dia harus hidup tanpa kartu selama satu minggu penuh. Tak bisa pergi kemanapun dan hanya menjadi bangkai busuk di kondonya.

Jika hari ini dia melakukannya lagi, berkelahi dengan orang orang bodoh ini, dia akan dapat lebih dari yang telah ia lakukan sebelumnya. Selain uang dari orang tuanya yang akan berhenti mengalir, wajahnya yang bagus dan tampan juga pasti akan rusak. Dan itu sangat dia benci.

Dengan menunjukan wajah remeh, seperti menatap segerombol kerbau bodoh, dia mengacungkan jari tengahnya dan mundur dengan langkah cepat. Berlari sekuat yang ia bisa.

Menyusuri lorong lorong pertokoan. Bahkan ketika dia menoleh, orang orang itu masih berusaha menangkapnya.

Sial!

Semua pintu tertutup. Selain satu diujung dengan dua orang yang ia lihat baru saja keluar dari sana. Tak bisa lagi berpikir. Setidaknya ia harus sembunyi dan berhenti berlari. Lututnya lemas ngomong ngomong.

BRAKKK

Masih ada orang didalam sini yang dengan wajah melotot menatapnya. Tanpa berpikir dia akan berteriak atau melemparinya dengan apa saja, tangan besarnya menutup mulut orang itu. Membawanya menjauh dari pintu. Bersandar menempel dinding dengan tangan satunya yang masih mengikat tubuh orang di dalam.

Ia harus mengontrol detak jantungnya. Wajah apa yang baru saja dia lihat? Kenapa ada orang semanis dan setampan dia dalam porsi wajah yang pas? Juga... Matanya...

Dia menoleh. Mengalihkan pandangannya kearah pintu. Memastikan kerbau kerbau itu tak lagi mengikutinya. Dan sebuah pukulan di lengannya menginterupsi. Ah... Bahkan lengannya begitu lemah. Apa dia sudah makan? Kenapa seorang lelaki sangat ringan seperti kapas?

"Maaf..."

Ia ingin mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana mungkin suara yang ia keluarkan begitu dingin meskipun hanya satu kata? Ia masih memakai kacamata hitamnya ia yakin, tapi wajah bersih dan indah orang didepannya benar benar membuat matanya silau. Orang macam apa ini?

Sunflower : Do You Remember Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang