9. Now You Disappear

1.5K 193 10
                                    


Dipublikasikan 27 Februari 2021

***


Lelaki itu duduk diatas kasur dengan perasaan yang masih tidak bisa ia kendalikan. Rambut basahnya ia biarkan begitu saja.  Setetes demi setetes air meluncur dari rambutnya membasahi pundak polosnya.

Setelah mengantar siempunya kamar keluar dari tempat ini dan mengunci pintu, dirinya juga mengunci pintu kamar rapat rapat. Ini hampir pagi dan dia masih termenung mengingat semua kejadian brengsek beberapa jam lalu.

Meskipun orang yang menghampirinya dengan payung itu terus bertanya apakan dia baik baik saja atau terjadi sesuatu, lelaki ini masih diam dalam sikapnya. Tak berniat menjelaskan apapun pada siapapun. Karena dirinya sendiri masih tidak mengerti kenapa semua ini terjadi.

Ia berbaring, dan rambutnya yg basah membuat kepalanya terasa dingin. Ingatannya terlempar pada saat saat seseorang selalu mengomel tentang kebiasaan buruknya ini. Berbaring di kasur dengan rambut basah. Dan akan berakhir orang yang mengomel itu yang akan mengeringkan rambutnya.

Namun sekarang disini, dia sendirian.

Saat saat seperti ini tentu saja membuat dirinya semakin tidak bisa menenangkan pikirannya. Belum berdamai dengan Mew yang menuduhnya berselingkuh, kini pikirannya berkecamuk seakan menyesal telah datang ke Bangkok. Ia harusnya tetap tinggal di Chiang Rai menemani ayahnya yg tengah sakit. Ia harusnya tidak perlu kuliah dan meninggalkan orangtua semata wayangnya sendirian di desa terpencil itu. Ia harusnya tak menuruti permintaan ayahnya saat itu. Untuk datang ke Bangkok mencari seorang kenalannya. Yang ternyata sudah pindah sejak pertama ia datang ke kota besar ini. Rumah itu sudah tidak ditempati keluarga yg sama lagi.

Ia bahkan sudah tidak perduli sekarang. Entah ayahnya akan menyuruhnya untuk mencari orang itu lagi, dia akan menolak. Lagipula, kejadian itu sudah sepuluh tahun berlalu, mungkin saja orang yang Ayahnya maksud bahkan sudah melupakannya.

Ia bahkan tidak menginginkan tinggal disini kalau ayahnya tak memintanya. Dan kenyataan bahwa ayahnya menderita kelainan pada otaknya diusia setua itu membuatnya semakin merasa menyesal.

Gulf mengetahui hal itu tepat dihari ia datang ke rumah sakit. Bahkan ayahnya menyembunyikan hal besar ini darinya. Ia mengerti alasan seorang ayah menyembunyikan penyakitnya dari anaknya, namun ia tidak bisa terima jika ayahnya terus menyuruhnya untuk melanjutkan pendidikannya di Bangkok. Yang artinya Gulf harus meninggalkan Ayahnya seorang diri lagi.

Tentu saja dia tidak menceritakan hal ini pada Mew. Tidak bahkan pada ayahnya. Mungkin sekarang Ayahnya berpikir bahwa dia tidak tahu apapun. Dan yang lebih membuatnya sedih adalah, Ayahnya sudah menderita penyakit ini setelah ibunya meninggal. Itu artinya sudah lebih dari lima tahun.

Namtan mengatakan semua ini malam itu. Di sebuah bangku di tepi sungai tak jauh dari rumahnya.

Mata yang sedari tadi memandang langit langit kamar, mendadak berkedip cepat.

"Dia melihatnya. Dia pasti melihatnya." Dia kembali duduk. Mengacak rambutnya frustasi, lalu segera mengambil ponselnya diatas nakas dan menekan kontak Mew disana.

Layar itu kembali padam saat Gulf menyadari bahwa sekarang, dia bahkan tidak bisa menghubungi Mew untuk menjelaskan semuanya.

Tidak, dia tidak berselingkuh.

Entah suasana apa yang terjadi saat itu. Gulf merasa sedih mengetahui kenyataan pahit tentang Ayahnya. Dan Namtan mencoba menghiburnya. Namun Gulf masih tidak bisa menghentikan air matanya. Meskipun tak terisak, air mata itu terus meluncur dari kedua mata indahnya.

"Aku menyukaimu..."

Satu kalimat yang ia dengar sebelum akhirnya ia merasakan bibirnya dicium.

Sunflower : Do You Remember Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang