"Renjaaa" seru jena sendu. Jua tanpa sebab dia berkata begitu. Dia tau pemuda itu masih dirundung pilu. Bersamaan jua langit Batavia yang kelabu.
"Saya, gapapa. Sebentar lagi hujan" seolah mengerti, piguranya berhenti. Menepikan diri, netranya menarik alorji. Lalu, meneruskan opini. "Kamu, mau saya antar pulang?"
Netra sang gadis jua terhenti, pada alorji milik pemuda ini. "Huh, udah hampir malem aja" Opininya menyeru kembali "yaudah renja, aku pulang dulu. Jangan dipikirin soal semua itu. Sampai jumpa besok di Nusantara." Pigura milik gadis surakarta itu melangkah pergi, tapi kembali terhenti.
Hastanya ditarik, netranya kembali melirik. Hingga rungunya menangkap beberapa larik. "Mau, saya antar?"
"Gausah, gapapa. Aku duluan ya renja"
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam, ren mas mau balik ke Jogja. Kamu ikut mas aja ya." Seru Dirga tiba-tiba. Bukan apa, tapi terlalu tanpa aba-aba.
"Maaf, mas. Bukan ren nolak. Tapi ayah ga bakal ada yang jagain."
"Gausah, pikirin ayah mu itu ren. Dia bisa jaga diri" seru opini pemuda dari Jawa tengah. Membuat renja menggelengkan Sirah. Mau bagaimana lagi Dirga sudah pasrah.
Pemuda itu menghela nafasnya. Hastanya memegang pundak sang pemuda. Lalu, kembali mengeluarkan kata "maafin mas ya ren, belum bisa bahasa isyarat kayak bunda kamu. Nanti mas bakal belajar lagi." Gerakan bibir lawan wicara. Membuat renja lagi lagi menggelengkan kepala.
"Gapapa, mas. Renja bisa liat gerak bibir mas Dirga. Jadi, gausah pikirin itu"
"Renja, jangan sedih lagi"
"Iya, mas. Renja udah bisa Nerima kok. Mungkin, bunda mau tulis semua impian renja di langit kan." Tutur renja, membuat Dirga mengaggukan kepala. Bersamaan dengan busur kurva di wajahnya.
Sebuah, taksi. Membuat dua afeksi itu berhenti berdiskusi. Bersamaan Dirga ya telah melangkahkan kaki, menjauhi. Dengan seru opini "renja, mas berangkat dulu. Nanti mas bakal sering-sering jengguk renja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeremba Rasa - Huang Renjun
Novela Juvenil❛❛ 『 perihal sempurna, nyatanya hanya milik sang pencipta 』 ©Bii_na ®2020