two

4K 466 91
                                    

Hari ini pernikahan Taehyung dan Jungkook. Semua berjalan dengan lancar sesuai harapan.

Soobin dan Yeonjun sudah bertemu satu hari sebelum pernikahan. Sekarang mereka sedang berkumpul dengan temannya masing-masing.

Acara selesai sore hari. Taehyung tidak mau istrinya kelelahan. Untuk dua hari kedepan mereka menginap dihotel yang dijadikan tempat pernikahan.

***

Pagi ini Yeonjun sudah siap dengan seragam sekolahnya menuruni tangga menuju ruang makan. Di sana sudah ada Taehyung dan Jungkook.

"Pagi Eomma, Appa..." Sapanya sambil memeluk Jungkook. Entahlah dia sangat menyayangi Jungkook. Ia senang karna bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang tak pernah ia rasakan sejak ibunya meninggal setelah melahirkannya. Tapi setelah kehadiran Jungkook ia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Pagi sayang" Jungkook mencium pipi Yeonjun. Ia juga sangat menyayangi Yeonjun seperti anak kandungnya sendiri.

"Kau tidak mau memeluk Appamu hm?" Taehyung yang sedari tadi hanya melihat interaksi keduanya merentangkan tangan berniat memeluk Yeonjun.

"Tidak mau! Parfum Appa baunya seperti om om." Seketika ruang makan dipenuhi suara tawa mereka.

Soobin turun dengan seragam yang masih berantakan dan tas yang tersampir di bahu sebelah kanannya langsung menyambar selembar roti.

"Aku tunggu diluar. Cepat atau ku tinggal." Ucapnya lalu pergi begitu saja.

Yeonjun segera menghabiskan sarapannya lalu menyusul Soobin setelah berpamitan. Yeonjun pindah ke sekolah yang sama dengan Soobin. Alasannya karena jarak rumahnya yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Ini hari pertamanya.

Soobin tiba-tiba menghentikan mobilnya dihalte lalu menyerahkan kartu T-Money pada Yeonjun.

"Cepat turun!" Suruhnya tidak menoleh pada Yeonjun sedikitpun.

"Tapi Soobin, aku tid-"

"Gunakan mulutmu untuk bertanya." Soobin menatap Yeonjun tajam.

Mau tidak mau Yeonjun menerima kartu itu lalu turun dari mobil Soobin. Ini masih sangat jauh dari sekolah dan lima belas menit lagi pintu gerbang pasti ditutup.

Sudah lima menit ia menunggu, tapi bus tujuannya belum juga datang. Jika ia berlari sama saja akan telat. Lagi pula ia tidak benar-benar tau arah jalan menuju sekolahnya. Tiba-tiba ada seorang remaja mengenakan seragam yang sama dengannya memberhentikan motornya didepan Yeonjun.

"Kurasa kita satu sekolah. Mau ikut denganku?" Tawarnya ramah. Yeonjun berpikir sejenak.

Tidak ada salahnya menerima tawaran pemuda berwajah bule dihadapannya ini. Ia segera mengangguk lalu mereka segera berangkat menuju sekolah.

Beruntung mereka tidak terlambat setelah kebut kebutan dijalan. Masih tersisa dua menit lagi gerbang ditutup.

"Terimakasih ...?"

"Hueningkai. Panggil saja Kai, Kamal, Huening. Terserahmu" Jawab Kai ramah menjulurkan tangannya. "Dan ... Kau?" Tanyanya.

"Aku Yeonjun" Yeonjun membalas uluran tangan Kai lalu tersenyum padanya.

'manis' satu kata yang terlintas dipikiran Kai.

"Kau pasti anak baru. Mari ku antar keruang guru"

Mereka berjalan menuju ruang guru. Kai menunggu Yeonjun keluar. Bel masuk sudah berbunyi tapi tidak dipedulikannya hingga Yeonjun keluar dari ruangan. Mereka berjalan menuju kelas ternyata mereka satu kelas.

Brother ; Soojun/binjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang