Chapter Six

1.8K 279 7
                                    

Xiao Zhan duduk melamun sendiri di dekat jendela kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xiao Zhan duduk melamun sendiri di dekat jendela kamarnya. Di sekitarnya, daun-daun, bunga-bunga,  yang setiap hari berubah warna, menunggu sesuatu yang tak pernah kembali.

Cinta lewat dan tak pernah singgah lagi di hidupnya. Xiao Zhan punya banyak waktu panjang untuk merenungkannya.
Bagaimanapun, tak ada yang mengatakan bahwa seseorang harus terus bersama dengan orang yang dicintainya. Mungkin orang itu pergi, atau mungkin dia yang mati lebih dulu.

Untuk kesekian kali dia mengeluarkan surat terakhir dari Wang Yibo beserta syal chasmere itu. Memandanginya dengan sedih selama lebih dari satu jam. Sejak peristiwa pahit di hari pernikahannya, Xiao Zhan memutuskan untuk tidak pernah lagi memikirkan sebuah hubungan.

"Bangunlah dari tidur panjangmu, Zhan..." ucap ibunya suatu ketika.

"Masih banyak laki-laki di dunia ini yang lebih baik.."

Tapi mengapa pada faktanya tidak sesederhana itu?

Menunggu kebahagiaan benar-benar butuh keteguhan dan keberanian. Xiao Zhan yakin dia memiliki keberanian itu. Paling tidak dia sudah mencoba.

Flashback Start

Xiao Zhan tidak mengerti bagaimana seluruh hidup seseorang akan berubah ketika melangkah menuju altar pernikahan.

Benar-benar menakjubkan, pikirnya.

Tamu-tamu yang anggun dan berpakaian cemerlang. Bunga-bunga warna warni yang semarak. Lilin, makanan, minuman. Semua dekorasi ini membuatnya merasa terintimidasi. Dan bukannya melangkah mantap dan anggun menuju pengantinnya yang cantik dengan gaun putih spektakuler, Xiao Zhan malah membeku di tempatnya berdiri.

"Zhan.." ayahnya menegur pelan.

Xiao Zhan melayangkan pandang ke seluruh wajah tamu yang tak ingin dilihatnya. Lalu dia menunduk dengan perasaan frustasi. Saat dia mengangkat wajah, sepasang matanya berkaca-kaca.

"Aku..."
Dia mengerang. Menggelengkan kepala.

"Aku tak ingin melaksanakan pernikahan ini."

Suara-suara berdengung di seluruh ruangan gereja. Para tamu berbisik-bisik, sebagian shock, sebagian besar menatap kosong.

Wajah Jian Li berubah-ubah dari pucat, memerah, lantas keunguan. Dia meremas buket bunga di tangannya sampai berguguran sebagian.

Xiao Zhan berusaha mengeluarkan suaranya lagi. Memberanikan diri menatap mata ayahnya.

"Maafkan aku.."

Dia berbalik dan berjalan cepat menuju pintu keluar. Dengan penuh semangat bercampur tegang, ia memasuki mobilnya dan menderu pergi. Lengannya masih gemetar, namun dadanya dibanjiri kelegaan, nyaris tak percaya dia bisa melakukan pemberontakan ini.

~ • ~

Xiao Zhan memeluk buket bunga mawar besar yang dia beli di toko bunga OnlyRose.  Masih mengenakan setelan jas mahal untuk resepsi yang batal barusan. Dia mengetuk pintu rumah Wang Yibo. Dia menunggu beberapa saat.

𝐖𝐡𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐈 𝐑𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧 𝐓𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐨𝐫 𝐍𝐨𝐭 [𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang