Chapter Seven

3.4K 326 72
                                    

Wang Yibo mengendarai motornya gila-gilaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wang Yibo mengendarai motornya gila-gilaan. Motor besar itu rupanya sudah cukup rewel. Beberapa kali mesinnya terbatuk-batuk. Namun dengan semangat menggebu, dia terus memacu motornya dengan kecepatan maksimal, meliuk-liuk di setiap celah diantara kendaraan lain.

Detak jantungnya makin tak beraturan ketika ia menyusuri jalanan yang biasa dilaluinya bersama Xiao Zhan. Jalan menuju rumah itu masih sama, dengan pepohonan berjajar di tepian sementara debu beterbangan di belakangnya akibat gesekan keras ban motor dengan permukaan jalan.

Rohnya nyaris terbang meninggalkan raga saat dia melihat di kejauhan sana sosok tinggi ramping memasuki sebuah sedan biru.

Zhan ge...

Wang Yibo terus menderu dengan motornya sementara sedan biru itu mulai melaju dengan kecepatan sedang.

Berhenti! Tolong berhenti!

Jaraknya semakin dekat saat Benneli tua itu tiba-tiba menolak berkompromi. Mesin motornya mulai terbatuk-batuk lagi sampai akhirnya mati.

Astaga!

Wang Yibo turun dari motor terkutuk itu dan mulai berlari mengejar mobil Xiao Zhan.

"Zhan ge! Berhenti!" serunya sambil terus berlari secepat yang ia bisa.

"Zhan ge!"

Tak ada tanda mobil itu akan berhenti. Rasa panik sudah membuat pikirannya gelap. Sejauh mana langkah kaki manusia bisa mengimbangi laju mobil. Wang Yibo memungut sebuah batu seukuran buah leci dan melemparnya sekuat tenaga ke sedan biru itu.

~ • ~

Xiao Zhan mendengar bunyi benturan di kaca belakang. Dia mengernyit, kaget dan menduga-duga siapa orang iseng yang melempar mobilnya.

Dia menghentikan mobil, membuka pintu dan keluar. Bersiap untuk melakukan konfrontasi dengan tokoh antagonis yang tak dikenalnya.

Lalu, detik berikutnya Xiao Zhan berdiri membeku. Tiba-tiba kakinya menjadi lemas, sampai ia merasa perlu berpegangan pada pintu mobil. Dia mengarahkan tatapan pada sosok yang berjalan tergesa-gesa menujunya, lantas berhenti dengan nafas tersengal-sengal.

Dari balik kacamatanya, tempat cahaya matahari memantulkan bercak-bercak keemasan, Xiao Zhan terpaku oleh tatapan pemuda yang baru datang itu.

Wang Yibo

Tatapan itu begitu kuat seolah menariknya untuk mendekat. Sepasang mata yang hitam kelam, penuh kerinduan, kesepian, berbinar karena cahaya matahari, memerah oleh hasrat, seperti api unggun yang baru dinyalakan.

Angin pun sepertinya ikut tak bergerak. Ketika keduanya berdiri tegang dan berpandangan, memastikan diri masing-masing bahwa ini bukan mimpi.

Wang Yibo akhirnya menghambur ke arah Xiao Zhan. Menarik bahunya dan menenggelamkan satu sama lain dalam pelukan yang kuat dan hangat. Keduanya merasakan satu kejutan oleh sentuhan fisik itu. Seakan ada kilat yang membelah langit.

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐖𝐡𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐈 𝐑𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧 𝐓𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐨𝐫 𝐍𝐨𝐭 [𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟] 🎉
𝐖𝐡𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐈 𝐑𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧 𝐓𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐨𝐫 𝐍𝐨𝐭 [𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang