O1 : 'awal

1.9K 248 42
                                    

Minggu, 15 November 2020

"Awal dari rencana Tuhan, sebelum bertemu denganmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Awal dari rencana Tuhan, sebelum bertemu denganmu."

» chapter 1

Tirai navy bergerak dengan semilir angin berhembus pelan. Kebisingan yang cukup keras dalam kamar bernuansa putih juga navy itu tidak menyulut konsentrasi sosok pria yang tengah membaca buku di tangannya.

"Rasakan. Aku menang, wohooo!" pekik pria lain yang ada di sana. Dia berhasil mengalahkan sosok disampingnya yang kini bergurat tak senang sembari meremat keras stick ps di genggamannya.

"Kau curang, bagaimana bi-bisa? AHH." tawanya makin melengking, ia menyilangkan lengan di depan dada sembari mengeluarkan smirk mengejek.

"Kau harus mentraktirku selama 3 hari, tuan Jaehyuk yang terhormat."

Jaehyuk mendecih, "Jelas-jelas kau yang bermain curang Park Jeongwoo, dasar mendung!"

Jeongwoo melotot sinis, "Bilang saja hitam, tidak usah bilang mendung-mendung. Kau memang rasis sekali tuan Yoon." jawab Jeongwoo.

"Ah maaf, hitam. Hehe."

"Jaehyuk sialan!" berakhir lah dengan adegan kejar-kejaran, dengan aksi pukul yang tidak terhindar menggunakan bantal yang tidak berdosa.

Sedangkan pria yang tengah membaca buku tadi, menutup lembarannya dan menggeleng pasrah melihat tingkah kekanakan dua manusia yang nasibnya adalah sahabatnya sendiri.

"Kalian tidak lelah begitu? Setiap hari tidak ada kata ribut. Kalian sudah besar, hampir kepala dua tapi tingkah seperti bocah sd."

Mereka berhenti, ajaib. Seperti sebuah alunan harmoni yang menyejukkan di telinga. Mereka berbinar, membuat si empu menyatukan kedua alisnya bingung.

"Kenapa?" tanyanya.

"Miracle. Kau memarahi kita Sa, kau dengar tadi Jae?" Jaehyuk mengangguk keras disertai cengiran. "Fantastic!"

"Gila ya, kalian?" Asahi tidak paham lagi dengan keduanya, bisa sakit kepala dia jika terus-terusan berada di sini.

"Mau kemana, Sa?" tanya Jaehyuk saat melihat Asahi mendekati pintu.

"Mau kebawah sebentar, haus." dustanya. Sebenarnya tujuannya bukan ingin mengambil minum, tapi kupingnya terasa panas akibat pertengkaran heboh keduanya tadi.

Menuruni anakan tangga, mata elangnya menangkap siluet sang ibu di dalam dapur. Sepertinya beliau sedang menyajikan masakannya di atas piring, Asahi mendekatinya perlahan.

"Sedang apa, Bun?" sang ibu menoleh, tersenyum ketika putranya menciumi sebelah pipinya hangat.

"Bulgogi. Buat kamu juga teman-temanmu, nanti tolong bawakan ke atas yah." Asahi hanya mengangguk sebagai jawaban, sembari membantu sang ibu menata masakannya.

'𝐑𝐔𝐌𝐈𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang