1 - Live While We're Young [211220]

10.5K 528 101
                                    

"Don't over think just let it go"

Sebaris lirik dari lagu yang baru saja Arya nyanyikan itu selalu ia tanamkan dalam dirinya. Jangan terlalu dipikirkan, lupakan saja. Sayangnya saking ia mendalami makna dari lagu itu, dia jadi terlalu menikmati hidupnya dan membiarkannya mengalir begitu saja seperti air seolah tak peduli akan apapun masalah yang ada di hidupnya. Lossss

"We'll be doing what we do, just pretending that we cool, and we know it too"

Oh, jangan lupakan sifat bar-bar nya yang sudah mendarah daging. Sayangnya dengan wajah setampan itu, para gadis bukannya muak malah tergila-gila hingga kesetanan setiap melihat Arya buat ulah.

"Arya bangsatt!! Cakep banget sih lo! Fakk!"

Aryandana Arjunata Chandrakumara, biang onar SMA Atmajaya yang terkenal sampai ke pelosok sekolahnya. Langganan BK hingga harus membuat kakak pertamanya bolak-balik ke sekolah sang adik untuk menjadi wali. Namun bukannya amarah, sang kakak justru mendukung penuh polah si adik dan dengan bangsatnya mengatakan.

"Minimal ke BK itu seminggu tiga kali, baru keren. Gimana sih lo"

"Keren, ndul mu! Yang ada gue di DO dari sekolah, bege!"

Seringkali Arya mengadu pada Yang Kuasa tentang bagaimana sialnya dia bisa mendapatkan kakak bentukan seperti Nanda. Andai saja bisa ditukar, dia ingin sekali mengganti kakaknya itu dengan yang lain saja. Tapi alih-alih minta yang baru, sepertinya hanya memiliki kembarannya sebagai kakak pun sudah cukup.

Bicara soal kembaran, Arkasatya Bimasena Chandrakumara adalah pribadi yang jauh berbeda dari Arya sekalipun wajah mereka adalah cetakan seiras. Kalau Arya bar-bar, banyak tingkah, dan cerewet tiada tanding, maka Arka adalah kebalikannya. Tapi dibalik itu semua, mereka sesungguhnya saling melengkapi satu sama lain. Jika Arya suka bermain alat musik dan basket, beda hal dengan Arka yang gemar menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menamatkan sebuah novel dalam satu hari.

Sore ini seperti biasa, Arya akan menemukan Arka tengah berkencan dengan salah satu novelnya di balkon kamar mereka. Pemuda bersurai panjang itu menggelengkan kepala kala menyadari kebiasaan sang saudara kembar yang selalu lupa memakai kacamatanya.

"Segitu malesnya lo sampe ngambil kacamata aja ogah" serunya sembari memakaikan kacamata yang tadi diambilnya kepada Arka. Ia lantas mendudukan diri pada kursi bundar di samping kursi panjang yang saudaranya tempati.

Arka menghentikan sejenak kegiatan membacanya untuk membenarkan letak kacamata di telinganya. Ia kemudian kembali menyibukkan diri usai membalas kalimat sang adik kembar.
"Lupa"

Arya selalu merutuki kebiasaan Arka yang satu ini. Dia itu rabun senja, membaca novel saat sore begini tanpa kacamata hanya akan memperburuk keadaannya. Kalau bukan Arya yang mengingatkan siapa lagi? Kakak sulungnya yang songong itu? Heh, dia bahkan tidak bisa diandalkan sama sekali. Ayah apalagi, pria itu sudah jatuh cinta dengan kantornya mungkin, hingga hanya menampakkan diri dirumah kalau malam tiba.

"Novel apa sih, Ka?" tanya Arya, sebenarnya dia penasaran kenapa Arka bisa seserius itu dalam membaca. Dia berpikir, apa bagusnya?

"Damian" kedua mata Arya melotot lebar. Saudaranya ini memang benar-benar langka, ya. Dia berani taruhan jika Arka sebenarnya sudah khatam dengan isi buku itu.

[✔] AMARIS || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang