Kecewa

5.5K 779 184
                                    

Hampir seminggu sejak Junkyu memperkenalkan pacar bohong-bohongannya kepada Haruto, namapaknya bocah itu pun merajuk. Haruto udah ngak pernah lagi tidur di kosan, cuma sekedar mampir ngambil baju juga catatan-catatan sekolahnya.

Junkyu ngak sedih sih, justru dia sedikit lega karena akhirnya ngak ada yang ngerecokin. Tapi, disisi lain jujur aja ada setitik rasa khawatir dalam hati Junkyu, mengingat selama Haruto jadi roomatenya, anak itu ngak pernah sama sekali makan diluar. Haruto ngak terlalu suka makan fast food, selain itu masakan rumah juga pilih-pilih. Jadi, mau ngak mau Junkyu berbaik hati memasakkan Haruto mulai dari sarapan hingga makan malam. Tapi, kalau kasusnya kayak sekarang? Makan apa Haruto diluar sana?

Mendadak Junkyu merasa seperti ibu yang kehilangan anaknya.


Junkyu mendesah pasrah, lelah dengan rasa khawatir ini juga muak karena Haruto terus mendiamkannya setiap kali Junkyu menyapa. Bukan bocah apanya? Liat aja kelakuan lo sekarang, Harto, ngambek udah kayak anak kecil, bangsat. Batin Junkyu jengkel.


Menjelang malam, seperti biasa Junkyu masak, lauk sederhana doang kok, nasi goreng kimchi. Dia sengaja masakin 2 porsi karena tahu Haruto pasti bentar lagi pulang ngambil baju ganti sama catatan.


Benar aja, tepat jam 7 malam, terdengar seseorang membuka pintu, Junkyu langsung tau kalau orang tersebut pasti Haruto, terdengar sekali dari caranya mengebrak sedikit pintu itu seakan menunjukkan kekesalannya.


"Haruto," panggil Junkyu dari arah dapur, Haruto dengan santai melanjutkan langkah menuju arah kamar, mengabaikan Junkyu.

"Watanabe Haruto!" Sahut Junkyu sekali lagi lebih kencang, tapi tetap aja didiemin.

Junkyu naik pitam. Dengan langkah kesal Junkyu menghampiri Haruto yang sedang membereskan buku-bukunya di dalam kamar.


"Woi Bangsat! Kalau yang lebih tua panggil itu dijawab!" Sentak Junkyu sambil berusaha membalikkan bandan Haruto agar menghadapnya.

Seketika air wajah Junkyu berubah dari marah menjadi kernyitan heran. Gimana engak, lihat muka Haruto sekarang udah ngak karuan, lebam dimana-mana belum lagi ada beberapa luka yang pasti sengaja ditutup pakai plaster.


"Lo abis ngapain bisa ampe kayak gini?!" Junkyu berusaha menyentuh wajah Haruto, tapi Haruto cepat-cepat menepis tangan Junkyu, "Bukan urusan lo, minggir gue mau keluar."

Bukannya menyingkir, Junkyu justru balik merentangkan tangannya semakin menghalangi Haruto, "Paling enggak sebelum lo pergi makan dulu, gue udah masak."


Haruto mengangkat satu sudut bibirnya mengejek, "Oh, jadi hyung manis ini mulai khawatir ya sama aku, hm?" Haruto semakin mendekatkan wajahnya pada Junkyu, tanpa sadar Junkyu mudur satu langkah menjauhi sambil menunduk ngak berani natap balik Haruto.

Haruto mungkin ngak lihat, tapi Junkyu menunduk karena menyembunyikan rona merah pada pipinya.


"Ngak usah repot-repot masakin gue lagi, mending lo urusin aja tuh pacar lo kayaknya selingkuh sama cewek lain," ucap Haruto sarkas, setelahnya meninggalkan Junkyu yang berdiri mematung seperti habis disambar petir.

"Asal lo tau gue kecewa banget sama lo hyung," ucap Haruto lagi, sebelum benar-benar menutup pintu.


Anjing! Haruto udah tau? Batin Junkyu gelisah.


🐨🐨🐨


Pagi ini Junkyu bangun dari tidur dengan pusing dikepalanya. Gara-gara ngak bisa tidur tadi malam, kepikiran ucapan Haruto. Junkyu pun segera menelpon Jihoon, ceritanya mau ngadu sama yang bikin rencana.


Bocah - Harukyu ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang