TWENTY TWO

36 3 0
                                    

Liat respon kalian yang kurang excited, author kepikiran lagi akan ngetamatin cerbung ini sebelum waktunya deh. Gimana kalian setuju gak? 😁

Komen dibawah ya, ditunggu🥰

E♡L♡A♡F
P♡A♡R♡T
2♡2

"Terserah loe deh yo, sebagai sahabat, gue terima keputusan loe untuk gak bilang ke Cakka dulu so..." belum sempat meneruskan ucapannya, tiba-tiba Cakka masuk dan berjalan kearah mereka.

"Gak bilang soal apa ke gue Vin?" tanya Cakka dengan tatapan mengintimidasi keduanya.

"Waduh gue harus jawab apa nih ke Cakka?" batin Alvin sembari menatap ke arah Rio, seolah meminta solusi. Namun yang ditatap malah menatapnya dengan tajam seolah mengatakan awas sampai keceplosan loe Vin.

Cakka menanyakan kembali maksud perkataan Alvin yang ia dengar "maksud omongan loe apaan Vin?! Kok diem?"

"Itu Kka so- soal Rio yang gak bisa nemenin loe touring ke puncak." Akhirnya setelah terbata-bata ia dapat menyelesaikan perkataannya. Jujur, baru kali ini Alvin dihadapkan pada situasi sulit seperti ini. Apalagi ia tidak pernah sekalipun membohongi kedua sahabat yang sudah bersamanya sedari kecil. Namun untuk urusan ini, ia terpaksa berbohong demi salah satu sahabatnya juga. Dan untungnya, ingatannya mengenai Cakka yang beberapa waktu lalu mengajak mereka untuk touring ke Puncak terlintas difikirannya begitu saja.

"Ah, untung gue bisa ngeles." Batin Alvin.

"Yakin soal itu??" tatapan mata Cakka mengintimidasi.

Rio yang tidak tega dengan Alvin, langsung membuka suaranya "benar Kka. Ternyata dihari itu gue ada acara keluarga. Kalo misalkan diganti hari bisa gak?" Kali ini ucapan Rio benar adanya, pasalnya adik dari daddynya sedang merayakan ulang tahun dan ia mengundang keluarga dari kakaknya itu.

"Gue tanyain temen gue dulu kali ya. Ntar gue kabarin." Ajakan Cakka waktu itu untuk touring adalah acara yang diadakan oleh komunitasnya dan Cakka berniat mengajak Rio juga Alvin.

Bertepatan dengan selesainya percakapan antara tiga sahabat ini, satu persatu murid silih berganti memasuki kelas. Kelas yang semula hanya berisi tiga orang, kini telah ramai. Sembari menunggu bel berbunyi, mereka yang berada dikelas ini sibuk dengan kegiatan masing-masing.

☆☆☆

"loe kenapa sih Fy? Sikap loe aneh tadi pas kita didepan kelas kak Alvin? Pake bilang ada ulangan segala lagi! Padahal kan besok ulangannya. Bau-baunya ada sesuatu nih?! Cerita dong ke gue Fy, loe kayak nyembunyiin sesuatu dari gue." Selidik Sivia.

"Gak ada apa-apa Vi, perasaan loe aja kali. Gue biasa aja kok" Ify mencoba meyakinkan Sivia bahwa tidak ada yang ia sembunyikan.

"Yakin?? Loe bisa cerita masalah loe ke gue Fy"

"Iya Siviaaku sayang!! Gue pasti cerita ke loe kok, kalo misalkan ada sesuatu."

"Oke lah, tapi ingat loe harus cerita ke gue kalo ada masalah."

"Maafin gue Vi, gue belum bisa jujur sama loe dan Shilla. Kalo gue udah pacaran sama kak Rio, tapi loe jangan khawatir ntar jika waktunya tepat, gue akan cerita ke kalian berdua." Ujar Ify dalam hati.

"Pagi, girls." sapa Shilla. "Liburan kenaikan kelas nanti, gimana kalau kita pergi ke Bali? udah lama juga kan gak kesana, kita bisa nyewa villa yang sama kayak kemarin. View villanya asli bagus banget." lanjut Shilla.

"Wah!, ide bagus tuh Shil. Sumpek di Jakarta terus" Ify setuju akan rencana Shilla. Ia butuh healing.

"Mending ganti villa aja deh, masa itu mulu sih. Banyak tau villa yang gak kalah bagus viewnya sama yang kemarin." usul Sivia.

Enemy, Love and FriendshipWhere stories live. Discover now