1. Depan-belakang

23 6 4
                                    

Lihat ke depan, jangan melihat ke belakang!!

Jalanan ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang. Bukan hal yang mengejutkan karena jalan ini selalu ramai. Epret dengan santai mengendarai motor menuju rumahnya. Dia baru saja membeli martabak kesukaannya di dekat kantor polisi.

Sedang asyik berkendara, netra Epret melihat ibu-ibu yang sedang berboncengan di depannya. Awalnya Epret biasa saja, tetapi kejadian tak terduga terjadi ketika di pengkolan.

Bruuuukk

"Gimana sih, Dik!! Kalau bawa motor tuh hati-hati, ada orang belok kok bablas terus!" Salah satu ibu itu mengomel pada Epret.

Epret tidak terima akan hal itu, bukan dia yang salah di sini. Salah ibu itu sendiri, kenapa sein mendadak dan langsung berbelok tanpa melihat belakang. Epret langsung mendirikan sepeda motornya. Milik ibu itu? Biar didirikan sendiri, Epret malas membantu.

"Bu, salahnya ibu kenapa belok mendadak," balas Epret tidak terima.

"Saya kan sudah nyalain lampu sein, ya saya gak salah dong." Ibu itu masih merasa dia benar, padahal salah.

"Kalau mau sein itu dari agak jauh, terus lihat dari spion, di belakang ada kendaraan gak." Epret menjadi geram sendiri dengan ibu-ibu tersebut.

Baru saja ibu itu mau menyela, sebuah suara menghentikan perdebatan mereka. Ternyata itu warga sekitar yang melihat kejadian tersebut. Hasilnya, ibu itu yang salah karena belok mendadak. Epret langsung pulang, untung saja motor kesayangan bapaknya itu hanya lecet sedikit. Selain itu martabak yang dia beli masih bisa dimakan, meskipun sudah gepeng.

Kita tetap harus sesekali melihat ke belakang, kan kita gak tau kalau semisal ada motor pas kita mau belok.

Note:
Kalau di jalan hati-hati ya, tetap waspada. Jangan lupa pakai helm dan mematuhi peraturan lalu lintas. Maaf, aku gak tau penulisan yang benar dari kata "sein".

LantAksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang