3. Ngaca

7 5 1
                                    

Kalau ngaca jangan di air!!!

Epret sedang kemah di dekat wisata air terjun, di sana memang disediakan tempat untuk berkemah. Dia tidak sendiri, ada teman-teman dan saudaranya yang juga ikut kemah. Mereka membangun tenda dan membuat api unggun.

Semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang bakar-bakar, bakar jagung yang sengaja mereka bawa. Ada yang main gitar sambil nyanyi meskipun suaranya agak fals. Namun, yang membuat Epret heran adalah saudaranya yang melihat kubangan air.

"Eh … kamu ngapain, No?" tanya Epret pada Lano, saudaranya yang sedang melihat air di kubangan.

"Lagi ngaca, mengagumi ketampanan gue," ucap Lano dengan percaya diri.

"Eh jangan disentuh, Pret!" teriak Lano ketika Epret menyentuh air di kubangan itu. Bukannya berhenti, Epret malah terus menyentuh air tersebut sehingga wajah Lano yang terpantul menjadi tidak jelas.

"Pergi sana lo, datang-datang bikin rusuh aja," omel Lano. Epret pergi dari sana dengan tertawa. Dia sampai memegangi perutnya yang agak sakit karena terus tertawa.

Air di kubangan mulai tenang, Lano kembali melihat pantulan wajah yang menurutnya sangat tampan. Namun ….

Plungg

Epret dengan tega melempar batu ke kubangan tersebut, membuat airnya muncrat ke baju Lano. Dengan santai Epret masuk ke dalam tenda, mengabaikan teriakan Lano yang menyebut namanya.

Soalnyakesenggol dikit bisa buyar byar ambyar bayangannya.

Note:
Makanya kalau ngaca jangan di air wkwk. Namanya kan ngaca ya di kaca cermin, kalau di air ya ngair hehe.

LantAksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang