1. Pasukan Ganendra

227 46 2
                                    

"Selama gue masih hidup, Ganendra juga akan tetap hidup!" -Abiyan Mahatma

"Selama gue masih hidup, Ganendra juga akan tetap hidup!" -Abiyan Mahatma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abiyan Mahatma, sang pemimpin Pasukan Ganendra. Laki-laki keras dan temperamen. Tawuran, berantem, dan merokok sudah menjadi teman hidupnya.

Laki-laki tampan dengan sapaan Bian ini paling tidak suka yang namanya diatur. Menurutnya, kehidupan yang menyenangkan adalah kehidupan yang bebas dari peraturan.

Hidup dalam naungan keluarga yang tidak harmonis membuat dirinya tumbuh menjadi pribadi yang jauh dari kata 'baik'. Kurang etika, attitude, dan sopan santun.

Hidup dalam didikan ayah yang keras, ikut membuat dirinya menjadi laki-laki keras. Mungkin hidupnya mencakup semua keburukan. Namun, tidak dengan dua hal ini, ibu dan teman-temannya. Kedua hal itu selalu ia utamakan. Di Ganendra, dia sering disebut Pak Presiden.

Anggara Naradikta atau Gara, tangan kanan Bian. Bukan merupakan budak atau pun pesuruh. Namun, sudah menjadi sumpah dalam dirinya bahwa ia akan mengabdi pada Ganendra dan juga Bian. Setiap ada pertempuran, Gara selalu ingin berada di depan, menjadi tameng untuk Bian dan juga seluruh pasukan Ganendra.

Dirga Bramantio. Kalau dalam perangkat komputer, Dirga ibarat Central Processing Unit yang menjadi otaknya komputer. Dirga selalu bisa diandalkan di Ganendra. Laki-laki itu memang pandai mengatur taktik dan strategi jika sewaktu-waktu terjadi tawuran atau pertempuran antargeng dari Ganendra dan Cendekia atau dari pasukan mana pun.

Selanjutnya, Bentara Algian. Seperti arti namanya, ia memiliki tugas khusus di Ganendra, yakni menyampaikan titah sang pemimpin kepada seluruh pasukan yang akan menggelar pertempuran. Baik itu mengumpulkan massa, atau mungkin menyediakan perlengkapan tempur. Kalau di kerajaan, Ben adalah asisten raja.

Mereka hidup dalam naungan Ganendra. Ganendra bukan sekedar sekolah, bukan sekedar atap tempat bernaung dan menuntut ilmu. Akan tetapi, di dalamnya lahir dan hidup pasukan besar yang ikut menamai dirinya 'Pasukan Ganendra'.

Lahir dari naungan SMA Ganendra tidak membuat Pasukan Ganendra bisa menghirup udara bebas di sana, kedapatan membuat onar langsung diseret ke ruang BK atau parahnya langsung ke ruang kepala sekolah. Apalagi jika kedapatan menggelar aksi tawuran antarsekolah, maka seluruh pasukan dipastikan akan bermasalah. Bahkan bisa sampai kena depak dari sekolah.

Pasukan Ganendra memang sangat diakui keberadaannya di sekolah bukan hanya oleh murid, tetapi juga oleh guru beserta seluruh staf sekolah. Kedudukan Pasukan Ganendra mengalahkan kepopuleran organisasi internal sekolah, seperti OSIS, pramuka, sanggar seni, dan sebagainya. Namun, visi dan misi dibentuknya perkumpulan itu sifatnya privasi. Hanya orang-orang yang berada dalam lingkup itu yang akan paham.

"Gue kira lo udah diembat sama polisi tadi!" seru Ben tiba-tiba. Bian baru saja duduk di hadapan laki-laki itu. Bukan hanya berdua, di sana sudah ada Gara dan Dirga juga.

Di sudut kota metropolitan ini, terdapat satu kawasan yang menjadi tempat favorit Bian dan teman-temannya untuk berkumpul, terutama di malam minggu seperti ini. Old Jakarta, atau biasa kita kenal Kota Tua.

Selisih DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang