CHAPTHER 03-Gelang
***
"Sakit itu murah, sehat itu mahal. Pilih mana?"
***
Disebuah gedung yang sudah tak berpenghuni tampak dari lingkungannya yang kumuh dan juga jauh dari pemukiman penduduk. Seorang pria bermasker hitam duduk di kursi panjang dari kayu yang berada di sebah ruangan kedap suara. Sebatang rokok yang di apit diantara jari telunjuk dan jari tengahnya menyesapnya dengan santai kemudian mengepulkan asapnya ke udara, berulang-ulang seperti itu.
Pintu terbuka seorang pria berjaket hitam dan beranting hitam masuk ikut duduk di sebelah pria yang menyesap rokok itu. "Lama lo," tukas pria yang sedang merokok itu dengan santai membuat lawan bicaranya mendengus kesal.
"Apa selanjutnya?" tanya pria beranting hitam itu memainkan ponselnya. "Yang kemarin gimana?" tanya balik pria yang sedang merokok itu.
"Tusukan di perut, masih dirumah sakit. Nggak ada yang curiga." Pria itu berdecak "kenapa nggak lo habisi sekalian?" tanyanya balik.
"Lo lupa? Ada yang nolonginnya!" kesal pria beranting hitam itu "dia kuat banget sumpah!" lanjutnya.
"Siapa?"
"Ya mana gue tau dia pake masker sama topi!" jelas pria itu lagi. Lelaki yang di sampingnya membuang puntung rokoknya kelantai berdiri dan menginjaknya. "Lanjutkan rencana yang udah di buat dari awal. Cari siapa yang nolongin tu bocah. Siapapun yang ikut campur singkirkan!" titahnya dan pergi keluar ruangan di ikuti dengan pria beranting hitam.
***
kryuuk
Semua orang menoleh ke asal suara yang ternyata adalah Aska yang setengah duduk di brankar. Aska yang sadar menjadi fokus orang-orang yang ada diruangannya mengusap perutnya seraya tercengir lebar.
"Sorry. Itu tadi cacing gue yang demo," terangnya masih dengan mengusap perutnya. "Lo baru aja habis bubur semangkok ka," tukas Rama yang sedang memakan cemilannya duduk di sofa.
"Bubur mah mana kenyang," sergah Aska yang mendapat gelengan dari ketiga temannya. "Ya udah lo mau apa? Gue beliin," tawar Feby yang sedari tadi fokus ke TV.
Ardhika dan Nando sedang fokus ke polselnya masing-masing dengan mode landscape nya. Sedangkan Rio sedang berkelana di dunia mimpinya. Selepas pulang sekolah mereka sengaja untuk menjenguk Aska di rumah sakit.
Aska yang mendapatkan tawaran dari Feby langsung menatapnya dengan semangat "gue mau pizza dua box!" balasnya dengan semangat membuat Rama dan Feby cengo melihatnya. Belum juga sembuh permintaannya sudah seperti itu, bagaimana kalau sehat.
"Lo sakit bukannya bikin kita tenang malah nambah bikin susah," timpal Rio yang baru saja bangun, lalu masuk ke kamar mandi tak menghiraukan tatapan kesal dari Aska.
"Sapa juga yang mau sakit, tolol!"
"Sakit 'kan murah, sehat itu mahal. Kenapa pada nggak mau?" tariak Rio dari dalam kamar mandi, menanggapi dengan asal "biasanya juga pengen yang murah-murah," lanjutnya tanpa beban.
Semua yang berada didalam ruangan menghentikan aktivitasnya, merenungi perkataan Rio. Ada yang mau sakit? Ya memang benar kebanyakan orang ingin mencari yang murah, tapi yang berhubungan dengan kesehatan, bagaimana? Kalian ingin sakit yang murah, atau sehat yang mahal? Situ sehat? Mana ada orang yang mau sakit, 'kan?
"Bego dipelihara!"
"Salah? Bener 'kan?"
"Dodol, lu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GREYZELLA - [On going]
Teen Fiction"Udah nggak usah senyum lo!" . . . Bibir tipis, pipi tirus, gigi putih dan rapi, dan mata yang cantik. Jika tersenyum tentu sangat manis, bukan? Greyzella Syilla Adelano. Gadis yang baru berusia enambelas tahun, sudah banyak menyimpan misteri. Tentu...