CHAPTHER 02 - Berbaur
***
"Awal yang baik memulai pertemanan adalah mengetahui sifat dan mencoba untuk berbaur"
***
Seorang gadis berdiri di tengah lapangan yang dikelilingi dengan gedung-gedung tiga tingkat. Tapat dihadapannya terdapat tulisan yang lumayan besar. SMA Bintang Harapan. Salah satu sekolah elite di kawasan Jakarta, memiliki siswa yang berkapasitas diatas rata-rata. Tidak sembarang orang yang bisa masuk di sekolah ini. Memiliki kapasitas otak yang diatas rata-rata dan berbakat merupakan syarat utama masuk ke SMA Bintang Harapan.
Gadis yang memiliki rambut Ombre panjang bergelombang berwarna grey, alis mata yang rapi dan iris mata berwarna coklat terang. Sepasang sepatu hitam putih yang melekat di kedua kaki, rok pendek selutut, dasi longgar, serta tas yang bersandang di bahu kiri.
Greyzella Syilla Adelano. Gadis itu berjalan dengan santai disekolah barunya sembari mengunyah permen karet. Grey baru pindah ke Indonesia dua hari yang lalu, sebelumnya ia menetap di London.
Dia pindah ke Indonesia atas keinginannya untuk mengurus segala sesuatu peninggalan Mamanya. Sebenarnya Grey tidak perlu repot-repot mengurus semuanya kerena papanya bisa saja mengirim orang untuk menyelesaikannya. Tapi dengan keras kepala dan keinginannya yang kuat akhirnya ia diperbolehkan untuk menangani semuanya, dan tanpa bantuan siapapun sesuai permintaannya.
Setelah berjalan sekitar limabelas menit menyusuri koridor yang tanpa ujung ini mempuat Grey lelah untuk mencari letak ruang kepala sekolah. Sekolah ini sangat luas jika harus berkeliling. Sebenarnya sudah banyak siswa yang berlalu lalang, hanya saja ia terlalu malas untuk bertanya. Akhirnya ia memutuskan untuk istirahat sejenak memperhatikan beberapa siswa yang sedang bermain basket.
"Greyzella."
Merasa ada yang memanggil namanya, ia menoleh kebelakang. Seorang siswa yang lebih tinggi darinya. Memiliki mata tajam, rahang tegas dan berwajah datar.
"Siswi baru?" tanya pria itu datar. Grey mengernyit bingung darimana siswa ini tahu dia siswi baru. Tanpa mau ambil pusing Grey menjawab, "Iya."
"Ikut gue!" perintahnya datar dan berjalan mendahului Grey. Tak ingin ambil pusing Grey segera mengikuti pria itu. Setelah menaiki tangga dan melewati beberapa kelas siswa itu berhenti di depan sebuah ruangan.
Principal's office
Ya, mereka masuk ke dalam kantor kepala sekolah. Terdapat pria paruh baya yang duduk di kursi kerjanya.
"Greyzella Syilla Adelano?" tanya kepala sekolah itu. "Iya Pak," jawab Grey dengan malas.
"Saya Pak Herman kepala sekolah disini. Dan kamu tolong antarkan dia kekelas XI IPA 3," suruh Pak Herman kepada siswa yang mengantarkan Grey tadi dan hanya dibalas anggukan dan langsung keluar ruangan disusul oleh Grey yang kembali mengikuti langkah kaki siswa itu.
***
Sepanjang perjalanan siswa-siswi yang berlalu lalang menatap mereka berdua dengan tatapan yang berbeda-beda. Tatapan tak suka, iri, kagum, memuji, dan juga penasaran. Penasaran dengan siswi yang tampak asing di mata mereka. Namun, Grey tidak merasa terganggu kerena ia sudah biasa di tatap oleh orang banyak bahkan lebih dari itu. Karena asik dengan pikirannya hingga tak menyadari bahwa siswa yang ia ikuti berhenti tepat di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GREYZELLA - [On going]
أدب المراهقين"Udah nggak usah senyum lo!" . . . Bibir tipis, pipi tirus, gigi putih dan rapi, dan mata yang cantik. Jika tersenyum tentu sangat manis, bukan? Greyzella Syilla Adelano. Gadis yang baru berusia enambelas tahun, sudah banyak menyimpan misteri. Tentu...