CHAPTER 04 - Flashback
Suasana malam yang sunyi, hembusan angin yang menerpa menembus pakaiannya. Hawa dingin sangat terasa menusuk hingga ketulang. Suara hewan malam terdengar bersahutan, bagaikan lantunan lagu dari sang alam. Remang-remang cahaya berasal dari dewi malam, sang rembulan. Kelap-kelip ribuan bintang menghiasi langit malam menciptakan suasana damai.
Tiada lagi orang yang berlalu lalang, dan melakukan aktivitas di taman ini, terkecuali gadis yang sedang duduk di bawah cahaya lampu kuning.
Gadis itu tampak sangat menikmati sunyinya malam dan menatap takjub hamparan langit malam. Gadis remaja itu duduk seorang diri.
Suara deruman motor mengusik ketenangan gadis itu. Siapa yang berani mengusik ketenangannya akan mendapatkan ganjarannya, kalimat itu yang selalu gadis itu terapkan dalam hidupnya.
Gadis itu berdecak, mencari pemilik motor yang telah mengusiknya. Ia mengernyit ketika melihat enam orang pengendara motor yang tampak kejar-kejaran. Lebih tepatnya lima orang pengendara motor berwarna hijau mengejar seorang pengendara motor berwarna merah.
Matanya terus mengikuti keenam pengendara motor itu, hingga akhirnya penasaran tentang apa yang terjadi dengan mereka. Ia beranjak dari tempat duduknya setelah melihat salah satu dari pengendara motor hijau menendang motor merah hingga si pengendara itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh.
Gadis itu berjalan mengendap-endap ke arah pohon yang tak jauh dari tempat jatuhnya pengendara motor merah. Ia dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang terjadi. Ya Tuhan, tolong lah dia di keroyok. Sanyang banget muka ganteng dibonyokin, harapan terus di rapalkannya dalam hati. Kenapa tidak kamu saja yang bantu, neng?
Ke lima pengendara motor hijau turun dari motornya menghampiri pengendara bermotor merah yang masih berusaha untuk berdiri. Salah satu dari mereka memegang kerah baju si pengendara bermotor merah menuntunnya untuk berdiri dan menendang perutnya.
"Siapa lo ha?!" tanya pria pengendara motor merah yang mengenakan jaket hitam itu kepada ke lima orang didepannya.
Bughh
Tanpa bisa mengelak pipinya telah di tonjok oleh salah satu dari kelima pria tersebut. Kelima pria tersebut menyerang pria berjaket hitam secara bersamaan.
Pria berjaket hitam itu berdecak, karena sangat kesal dengan cara musuhnya yang hanya berani main keroyokan. Ia terus mengelak dan menyerang kembali kelima pria itu dengan sekuat tenaganya.
Sialnya, kelima pria itu tidak memberi kesempatannya untuk membalas pukulan. Salah satu dari mereka menggunakan pisau lipat untuk menyerang.
Bughh
Sebuah balok kayu menghantam kepala bagian belakangnya. Tenaganya sudah terkuras banyak membuat tubuhnya lemas dan kuwalahan menangkis serangan lawannya. Rasa pusing di kepalanya membuatnya tidak fokus dan berakhir tersungkur ke tanah karena tendangan keras didadanya.
Rasa pusing belum berkurang sudah dipaksa untuk berdiri kembali. Salah satu dari kelima orang itu ingin menghantam kepala pria berjaket hitam dengan balok kembali, namun orang tersungkur terlebih dahulu.
"Lo gak usah ikut campur ya!" ujar salah satu pria seraya menunjuk seseorang memakai topi hitam yang baru datang dan menendang pria yang ingin memukul menggunakan balok kayu tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREYZELLA - [On going]
Dla nastolatków"Udah nggak usah senyum lo!" . . . Bibir tipis, pipi tirus, gigi putih dan rapi, dan mata yang cantik. Jika tersenyum tentu sangat manis, bukan? Greyzella Syilla Adelano. Gadis yang baru berusia enambelas tahun, sudah banyak menyimpan misteri. Tentu...