Seperti yang dikatakan Aldi tadi, di jam pertama sampai jam kedua Kara diizinkan untuk tidak mengikuti kegiatan belajar.
Ia segera melangkah keluar kelas lalu menuju ke kursi dimana Aldi menunggunya."Ayo." Ajak Kara yang kemudian diangguki Aldi.
Kondisi sekolah saat ini terlihat sepi dan tenang. Tentu saja karena murid murid dan guru sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Kebetulan dilapangan juga sedang tidak ada jadwal olahraga membuat sekolah ini terlihat mati.
Dari arah berlawanan terlihat 3 siswa laki laki berpenampilan urakan sedang berjalan sambil tertawa keras. Membuat kelas yang dilewati mereka sedikit terganggu karena suara yang diciptakan.
"Hais... Mereka lagi." Keluh Aldi melihat Alan, Deon dan Bayu yang belum juga kapok membolos.
Kara ikut memperhatikan mereka sambil melanjutkan jalannya bersama Aldi. Beberapa langkah lagi mereka akan berpapasan. Jelas sekali mereka bertiga menyadari keberadaan Aldi dan Kara. Namun entah sengaja atau tidak, Alan menubruk bahu Aldi menggunakan bahunya membuat Aldi sedikit terdorong karenanya.
"Woyy... Jalan pakai mata dong. Nggak liat apa orang segede gini lewat." Sewot Alan pada Aldi. Padahal jelas sekali, Kara melihat Alanlah yang menubruk Aldi.
"Lo yang nubruk kenapa lo yang sewot sih." Kata Aldi menantang.
"Wehh nggak usah nyolot dong bro." Timpal Deon memanas manasi keadaan.
Benar benar Deon dan Fani itu pasangan yang cocok. Mereka berdua selalu saja berhasil membuat Kara kesal. Pikir Kara.
"Lo nggak bisa bedain mana nyolot mana ngomong ya?" Jawab Aldi membuat suasana malah semakin panas.
"Udah Al, cepet ke perpus aja. Gue nggak mau ketinggalan jam olahraga gara gara ribut sama mereka." Bujuk Kara pada Aldi lalu menggenggam lengan cowok itu, berusaha menarik Aldi menjauh dari ketiga biang onar sekolah.
Alan melihat itu. Melihat bagaimana Kara menggenggam lengan manusia menyebalkan bernama Aldi yang sekarang berdiri dihadapannya.
"Woyy lo!!" Seru Alan membuat Aldi dan Kara kembali berbalik.
"Jangan mau sama ketos itu. Belum tahu aja aslinya gimana." Lanjut Alan sambil bergantian menatap Kara lalu Aldi."Ngomong apa lo?" Bentak Aldi mulai emosi.
"Udah Aldi, ayo." Bujuk Kara lalu menarik lengan Aldi paksa.
Setelah selesai dengan tugasnya merekap nilai kelas 11, Kara segera menuju ke kelasnya. Mengambil baju olahraga dan menggantinya dikamar mandi. Di sana banyak murid perempuan kelasnya yang sedang berdandan setelah mengganti pakaian.
Selesai menggunakan seragam olahraga berwarna putih dongker, Kara memperbaiki ikatan rambutnya lalu segera menyusul teman temannya yang sudah memulai pemanasan. Untung saja guru pengampu belum datang, sehingga Kara tak harus mendapat hukuman karena telat masuk barisan.
"Baiklah karena kelas kalian materinya sudah lebih dulu dari kelas lain, jadi untuk menyamakan materi, hari ini kalian bebas memilih olahraga apa. Tapi semua harus gerak, jangan ada yang duduk malas malasan." Perintah Pak joyo, guru olahraga dikelas Kara setelah selesai pemanasan.
"Bapak pantau kalian dari dalam." Lanjutnya."Wuhuu.... Freeclass nih." Seru murid murid senang setelah Pak Joyo pergi.
Anak laki laki langsung mengambil bola untuk bermain basket. Mereka membagi tim menjadi tim laki laki dan tim perempuan. Sedangkan sisanya ada yang bermain futsal ada juga yang bermain badminton.
Pembagian tim tidak murni perempuan atau laki laki. Mereka membaginya adil, 1 tim terdiri dari 2 anak perempuan dan 3 anak laki laki. Karena memang dikelas XII MIPA 3 tidak terlalu banyak anak perempuan yang bisa bermain basket.
Kara satu tim bersama dengan Fani dan 3 anak laki laki dari kelasnya.Mereka benar benar menikmati permainan bola basket kali ini. Bel istirahat sudah berbunyi, namun mereka masih asik memainkannya. Untung saja jam olahraga kelas XII MIPA 3 masih ada 1 jam lagi setelah istirahat, sehingga nanti masih ada cukup waktu untuk mengganti baju dan istirahat sejenak.
Anak anak kelas lain mulai dari kelas X sampai XII mulai berkumpul dilapangan menyaksikan pertandingan basket yang semakin seru. Anak laki laki yang tadinya bermain futsal pun mulai menonton dan meneriaki tim pilihan mereka masing masing.
"Kara" Teriak Fani lalu mengoper bola basket yang tadi di drible nya ke arah Kara. Tim lawan mulai mengejar Kara untuk merebut bola ditangannya. Kara berlari mendekati ring lawan dengan beberapa anak yang mengejar dan mencoba merebut bola dari Kara.
"Ren" Teriak Kara lalu mengoper bola ke arah Reno yang posisinya kosong dan dekat dengan ring.
Melihat dirinya yang bebas tanpa penghalang Reno memasukkan bola kedalam ring dengan cepat.
Masuk, 2 poin tambahan untuk tim Kara."Wuuuu.... " Teriakan dari penonton membuat para pemain semakin semangat mengejar bola.
"Kara... Kalo lo menang jadi pacar gue ya.. " Teriak Galang salah satu teman kelas Kara menggoda gadis itu. Membuat teman teman lain bersiul karenanya.
Kara yang sedang mengejar bola sontak menoleh kearah Galang dan memberikan tatapan tajam pada laki laki itu. Dia juga menunjukan kepalan tangannya pada Galang membuat teman teman yang lain lagi lagi bersorak.
"Wuiihhh galak, Galang tambah suka deh." Timpal Galang membuat sorakan bertambah keras.
Kara menghiraukannya, dia sudah kembali fokus pada permainan.
"Bar bar juga ya, sih Kara." Kata Bayu mengomentari tingkah Kara sambil senyum senyum sendiri.
Laki laki itu sedang duduk dibawah pohon bersama kedua sahabatnya, Alan dan Deon.
"Makin menarik aja tuh bocah." Lanjutnya diakhiri kekehan kecil dibelakangnya."Gebetan lo udah segudang, nggak usah aneh aneh lo." Timpal Alan tiba tiba, namun pandangannya masih memperhatikan Kara yang bermain dengan lincahnya.
"Eww ewww... Tercium bau bau api cemburu sepertinya." Goda Deon dengan tampang tengil menyebalkan membuat Alan sontak memukul kepala laki laki itu.
Bukannya takut Deon dan Bayu malah tertawa terbahak bahak menertawakan Alan.
Menyebalkan memang.
__
See you next chapter🥰🥰
Barangkali ada typo bisa dikomen ya.Btw, konflik di keluarga ntar mulai muncul di part 6 ya guyss.
Nah kalau buat part part sebelum itu masih banyak ngebahas tentang kehidupan SMA nya.Jadi stay toon ya🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAWAMA
Teen FictionCandramawa, hitam bercampur putih. Seperti halnya kehidupan Kara yang hitam namun juga bercampur putih. Masalah hidupnya bukan hanya tentang persoalan cinta remaja SMA namun juga konflik yang terjadi dalam keluarganya. ___ "Kara kenal Alan, tapi A...