#2

1.3K 218 35
                                    

Can i get 35 votes on this chapter? Then i'll be published the next chapter ^^

Thank you.

Warn‼️

Chapter ini sengaja di publikasikan tidak sesuai dengan jumlah vote di chp sebelumnya karena  mo nanya, book ini rame kaga sih? Kalo sepi ya udah unpublish aja. Chapter di draft baru 10 kok jdi ga nanggung klo di unpublish :")

Nih di CAPSLOCK yah biar pada baca

PERCOBAAN SAMPE CHP 3 BAKAL DI PUBLISH DALAM JANGKA WAKTU 2 MINGGU. KALAU RAME LANJUT KALAU SEPI UNPUB

Sekian terima jigong :")

Canda, Terimakasih yang sudah mampir dan votement ❤️

================================

Tik

Tik

Tik

Tik

Tik

Suara jam dinding sebagai pengingat waktu yang ada di ruangan tempat Haechan,Jeno dan Mark di tahan itu terus berdetak.

Sejak setengah jam yang lalu sejak Haechan menelfon 'mengamuk' pada papanya tadi tidak ada pembicaraan diantara mereka.

Haechan masih tetap duduk di kursi panjang dengan wajah ditekuk yang menampilkan wajah super bete-nya. Kedua tangannya di dekap di dadanya.

Kedua matanya menatap angka dan jarum jam di ruangan dengan pandangan seakan jika terus berputar dan berdetak tetapi papanya belum menampakkan batang hidungnya ia akan menelan benda mati pengingat waktu itu dalam sekali telan.

Di ujung bangku satunya, ada dua orang namja yang duduk antara takut dan gelisah.

Aura di ruangan itu memang mencekam sejak selesai acara tanya-jawab antara ketiga remaja itu dengan pak polisi.

Bahkan pak polisi yang bertugas menjaga ruangan itu tak banyak tanya lagi sejak sesi pertanyaan tadi yang membuatnya trauma untuk bertanya lagi.

Jangan ditanya, Haechan yang keadaannya sudah badmood dan sedang sensitif ditambah papanya belum juga datang tentu bisa kalian bayangkan sendiri bagaimana sesi tanya-jawab antara mereka dan pak polisi. Xixixixi

*Disarankan jangan dibayangin wkwkwk

Haechan terus bergerak gelisah, antara kesal kerena papanya tak kunjung datang dan ia sebenarnya menahan buang air kecil sedari tadi.

Haechan melirik ke ujung bangku, terlihat jika Mark sibuk dengan ponselnya, Jeno yang tertidur dengan kepala yang bersandar pada bangku.

Baterai ponsel Haechan habis. Ia benar-benar kesal pada dirinya sendiri yang sangat malas untuk men-charge baterai ponsel nya.

Iya, walaupun sampai 1% ia akan pakai sampai benar-benar habis. Dan biasanya ia akan merampas ponsel Jeno atau Mark jika ponselnya kehabisan baterai.

Tapi kan sekarang ia sedang marah! Ahh tolong selamatkan Haechan dari penderitaan ini

Mark sadar jika Haechan sejak tadi terus melirik ke arah mereka dengan pandangan gelisah. Bahkan kedua netra itu sempat bersibobrok sebelum Haechan memutuskan dengan decakan kesal, tanda ia masih marah.

Mark menghela nafas, perlahan bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Haechan yang sudah membuang muka.

Sebenarnya Mark gemas dan menahan tawa sejak tadi melihat Haechan yang marah seperti ini.

Otw Warass!! [markhyuck x nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang