#3

1.2K 188 27
                                    

Can i get 30 vote on this chapter? Then i'll be published the next chapter :)

Thank you.

Oke Karena masih dalam percobaan, limitnya 2 Minggu ya (tgl 28), kalau kurang dari itu udh ketauan rame langsung lanjut, soalny males aing klo sepi :") so, silahkan readernim pencet bintang dengan syarat ikhlas :")

Sekian terima jigong. Aniya, terimakasih:")

================================

DORR DORR DORR!!

" JENOOO!! Hiks.. JENO BUKA PINTUNYA ANJERRR! hiks hiks.."

Pria mungil itu terus menggedor pintu utama keluarga Lee. Kedua tangannya bekerja sangat keras dengan memukul permukaan datar itu dengan  kekuatan yang ia punya.

DORR DORR DORR!!

" Hiks hiks.. jenoo~.. hiks "

Sembari terisak, ia tidak menyerah dan terus berusaha agar sahabatnya itu cepat keluar.

Penampilan nya jauh dari kata rapi. kemeja yang ia gunakan kusut, pada bagian lengannya dibiarkan meleber jatuh memperlihatkan lengannya  yang hanya dibalut kaos tipis , Nafasnya memburu, tersendat-sendat karena menangis.

DORR DORR DORR!!

" Hiks jenoooo~~~"

Perlahan bahu pria itu menurun. Ia mengusap air matanya yang terus mengalir sejak tadi. Dalam hatinya ia terus meruntuki dirinya sendiri yang lemah dan Jeno yang tak kunjung membuka pintu.

" Hiks.. hiks.. eottokhe~ "  Perlahan tubuhnya merosot bersandar pada tembok. kedua tangannya ia bawa untuk menutupi wajahnya. Ia masih mencoba untuk berhenti menangis, namun semakin dicoba malah semakin ingin berteriak meraung-raung.

Ceklek

Pintu terbuka.

Haechan refleks menoleh.

Terlihat lah sosok Jeno yang tengah mengucek matanya. Rambut yang lumayan kacau dan  hanya mengenakan boxer serta kaos tanpa lengan.

Haechan berhenti terisak. Dari matanya terlihat ia sedang kesal, ada amarah disana, namun disaat yang bersamaan manik itu menunjukkan betapa lemahnya Haechan.

" Hiks.. Jeno anjing hiks.. bangsat.. hiks.. hiks"

Masih dengan posisi jongkok, umpatan itu terlontar begitu saja dan terdengar lirih.

Jeno yang masih mengumpulkan nyawanya, mendengar Haechan mengumpatinya sembari terisak kedua matanya refleks membola, seketika nyawanya berkumpul dan sinyal panik mode on telah terpancar.

Ia refleks jongkok dan memegang kedua bahu Haechan. Menatapnya lekat, membolak-balik tubuh Haechan memastikan tidak ada yang terluka.

Setelah memastikan tidak ada yang terluka, Jeno menghela nafas lega. Ia memejamkan matanya menarik nafas sebentar lalu kembali menatap Haechan dengan lembut.

" Lo tau gak gw hampir jantungan liat Lo kaya gini Chan. Gw kira gw mimpi apa ngigo tau gak."

Ada nada kemarahan dalam ucapan Jeno tadi, tapi Jeno berusaha untuk tidak marah ia hanya sedikit menekan ucapannya.

" Hiks.. hiks.. jeno~ "

" Hmm kenapa ?"

tanya Jeno hati-hati sembari menghapus air mata Haechan.

Brughhh

Haechan segera menubrukan tubuhnya ke dalam dekapan Jeno. Jeno yang mendapati itu cukup terkejut dan segera sigap menahan tubuh Haechan.

Otw Warass!! [markhyuck x nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang