Halo, akhirnya kita bertemu lagi di chap 22 hahaha. Masih ada yang baca kah cerita ini? Atau kalian lupakan karena Author Bee lama updatenya? Mohon maaf ya, karena aku lagi sibuk bantu usaha yeoja chingguku ekekekekek.
Tapi tenang aja, ff ini masih akan berjalan hingga tamat dan setelah ff ini tamat akan berlanjut dengan ff baru dengan banyak kejutan. Jadi aku harap kalian tidak melupakan Author ya.
Ini chap 22, dan disini akan aku jelaskan dari sudut pandang Mina. Sekaligus kebingungan kalian akan terjawab di chap ini, semoga aja, bismillah wkwkwk.
♡♡♡♡
Mina Pov
Hidup adalah kejutan. Aku akhirnya dapat mempercayai kalimat itu, dari sekian banyak drama kehidupan yang aku jalani, sekarang aku lebih bisa bernafas, aku bahagia saat aku tersadar bahwa aku masih diberikan kesempatan untuk hidup satu kali lagi.
Kau tahu? Setelah banyak hal yang aku alami, pecahnya rumah tanggaku, aku semakin bersalah karena pernikahanku dengan Jeongyeon dibangun di atas dasar pengkhianatan. Kami saling mengkhianati dan kami saling berpura-pura, jujur saja itu melelahkan buatku.
Aku tidak bahagia dengannya, dan dia juga tidak bahagia denganku meski rumah tangga kami dikaruniai seorang anak. Kami tidak bisa mengisi satu sama lain lagi, kami tidak bisa merasa cukup, dan kami tidak merasakan kepulangan yang sesungguhnya saat mata kami bertemu. Itu adalah hal yang paling melelahkan yang pernah aku lewati.
Hingga pada akhirnya, saat kami mengetahui kebusukan kami masing-masing dan perselingkuhanku pun tercium oleh media, semua orang mulai mengkritikku, semua orang mulai menghakimiku tanpa pernah tahu bagaimana sulitnya aku dan Jeongyeon untuk bertahan sejauh ini. Chaeyoung pada saat itu juga menyalahkanku, dan membebani segalanya padaku.
Saat itu aku mencapai titik berat dalam kehidupanku, aku merasa sendirian dan sulit untuk bertahan satu detikpun. Jadi hari itu, aku memutuskan untuk meminum pil anti depresiku secara berlebihan. Aku berharap tidak melihat matahari esok, hingga akhirnya, sesaat setelah minum pil itu aku tanpa sadar berjalan hingga aku terguling pada anak tangga.
Aku tidak ingat apapun lagi, namun pada saat itu mimpiku dimulai. Mimpi yang aku anggap tidak boleh terjadi dalam kehidupanku. Mimpi yang hingga akhirnya membuatku tersadar bahwa perselingkuhan akan menimbulkan banyak luka untuk siapapun. Keluargaku, anakku, Jeongyeon, Chaeyoung, dan orang-orang disekitarku.
Mimpiku terjadi begitu saja, aku memimpikan bahwa aku sudah mati dan Chaeyoung membunuh dirinya sendiri tepat di depan foto pigura milikku. Aku juga memimpikan Sana yang tidak bisa kembali bersama Dahyun karena ia mengulangi kesalahannya. Itu mimpi terburuk yang aku harapkan tidak pernah terjadi di dalam hidupku.
Setelah sebulan berlalu, aku kembali. Aku melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda karena aku seperti terlahir kembali. Mimpiku sungguh menakutkan, tapi aku belajar sesuatu dari mimpiku.
Mimpi mengajarkanku bahwa mati, bukanlah jalan pintas untuk menuntaskan masalah. Setelah kita mati dengan cara mengakhiri diri kita sendiri, maka akan lebih banyak kesedihan yang datang, akan lebih banyak kesedihan yang menumpuk. Dan bunuh diri adalah hal terbodoh yang pernah aku pilih.
Aku harap hanya aku yang berpikiran untuk mengakhiri diriku sendiri, dan jika kalian berada di titik terendah dalam hidup kalian, tolong jangan menyerah. Tolong jangan biarkan perasaan kosong membawamu pergi, jangan biarkan rasa sesak di dadamu menekan nafasmu terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Marriage
FanfictionPernikahan? Itu terdengar seperti lelucon. Pernikahan hanya sebuah hubungan dengan banyak drama yang memuakan. Bisakah seseorang bahagia setelah menikah? Benarkah pernikahan adalah jalan menuju surga? Rate: 18+ sampai 21+