chapter 5

13 3 0
                                    

Semua termangu sejenak baik Gian maupun Geni tampak nanar melihat Elena disitu. Gian yang cemas bakalan disunguti sang pacar tampak menggaruk dahinya nervous, sementara Ajeng tampak merekahkan senyum menghampiri Elena dan keluarga.

"Ini lo Ren anak bujang yang sering ku ceritakan, Ada Geni dan Jessi juga" ujar Ajeng menghenyak di sofa. Dengan menyunggingkan senyum hangatnya pada ketiga anak itu.

"Ayo sini Gian duduk" titah Ajeng menggapai badan putranya itu. Geni dan Jessi juga tampak kikuk. Ajeng berdiri hendak kedapur.

"Ini Geni sahabatnya Gian, mereka lahir di hari yang sama kami bikin nama mereka kembar agar persahabatan mereka juga sama kayak aku dan mamanya"jelas Ajeng, Geni menoleh tak habis pikir bahkan mama Gian yang sudah ia anggap mertua itu bahkan tak paham kedekatan mereka. Geni kesal melirik wajah Elena yang terlihat senyum meledek. Gian tambah salah tingkah saat dipandangi miris oleh Geni.
Papa dan mama Elena tampak senyum hangat melihat Gian dan Kedua lainnya tampak memberi salam
" Gian, kamu bahkan tak jelaskan ke mamamu tentang hubungan kita"batin Geni. Sembari kembali duduk menghenyak wajah cemburut dan sungutnya tampak membuat Gian cemas.

"Gen, ikut mama kedapur ya bantu mama menyiapkan sesuatu untuk Elena" ujar Ajeng, sontak saja Geni mengatur mimik wajahnya.

"Baik mah," Geni menyeret tangan Jessi mereka berdua melirik Elena sedikit dan ikut membuntuti Ajeng kedapur.

"Itu tetangga baru Kita Geni, yang membeli rumah lamamu, tante seneng setelah sekian lama baru dapet tetangga lagi" tutur Ajeng sembari mengcek air rebusan dan menyiapkan snack. Jessi dan Geni tampak mematung. Hingga Jessi membuka pembicara'an dengan menyambar nampan.

"Jessi bisa bantu apa tante" tanyanya, Ajeng menoleh merekahkan senyum."Kamu isi gulanya dulu ya tante bakal ambil Coffenya di kulkas. Geni, kamu siapkan cemilannya ya nak?"titahnya, Sontak Geni bergerak mengambil toples di lemari dan membuka bungkusan Snacknya.

"Elena manis sekali ya" desis Ajeng terkekeh. Jessi menoleh melihat raut wajah Ajeng.

"Iya tante.."

"Papa Gian bisa aja, bawa rekan tetangga'an kesini dan jodoh'in Gian juga. Menurut kalian gimana?" tuturnya, Geni mendegup menghentikan gerak tangannya menyiapkan cemilan.

"Tapi'kan tan-" ucapan Jessi terhenti karna jemari Geni reflek mencubit tangannya.

"Geni kamu bantu ngomong Gian donk, Emang dia gak kepikiran nyari pacar? Kasiankan kamu nya digangguin Gian mulu?" jelas Ajeng, Geni tampak menghentikan gerak tangannya dan melirik sedikit.

"Gian udah punya pacar kok mah" singkat Geni, Mata Ajeng membulat

"Siapa?" melihat raut wajah Ajeng Geni terkekeh pelan.

"Gak tau.. Ya kali Gian jujur ama Geni semuanya" ucapnya mencoba menutupi wajah kesalnya dan berlalu pergi mengantar roti dalam toples. Jessi dan Ajeng tertinggal dengan sedikit bingung dengan glegat Geni.

"Sebenarnya sih tante gak setuju dengan Ide papa, tapi lihat kehangatan keluarganya dan Elena sendiri sangat terlihat manis mama setuju-setuju aja" tutur Ajeng menuangkan air kegelas, Jessi hanya bisa menarik ujung bibirnya tersenyum paksa dan setelah itu ikut juga membawa mampan menyusul Geni keruang keluarga.

Bersambung

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang