Halo semua! Aku Maya. Hari ini aku harus pergi ke luar kota bersama keluargaku. Kami berangkat dari rumah pukul 6 sore dan perjalanan memakan waktu sekitar 5-6 jam. Sebelumnya pukul 5 sore, kami sekeluarga, aku, adikku perempuan, mama, dan papa sudah mandi dan memeriksa ulang barang bawaan kami agar tidak ada yang tertinggal.
Kami tinggal di kota Semarang dan hendak pergi ke kota Surabaya. Saat itu belum ada jalan tol, sehingga kami harus menghabiskan banyak waktu untuk sekali keberangkatan. Oh ya, jadi tujuan kami pergi ke luar kota adalah karena ayahku seorang pengacara. Ia mendapatkan sebuah surat yang mengajaknya bertemu untuk membicarakan suatu kasus di Surabaya. Seperti halnya di film – film detektif, biaya keberangkatan kami sepenuhnya ditanggung oleh pihak pengundang. Biaya yang diberikan juga sangat banyak sehingga kami sekeluarga dapat ikut juga sekalian untuk melakukan liburan.
Di perjalanan, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, kami semua sudah lelah di perjalanan dan tertidur lelap. Tiba-tiba aku mendengar suara yang aneh dari belakang mobilku.
'sraak sraak'
Saat aku mendengar suara itu, tentu saja aku sangat ketakutan. Aku yang baru saja membuka mataku, terbangun dari tidurku, tidak berani untuk menoleh ke belakang. Mobil kami dalam posisi berhenti di semak-semak yang sangat rimbun. Kursi pengemudi pun kosong. Kulihat di dalam mobil kami hanya ada aku, adikku yang tertidur di pangkuanku dan juga mama yang ada di bangku depan tampak tertidur pulas.
Tiba – tiba, pintu pengemudi terbuka. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur.
"Maya" itu suara papa! Apa benar itu papa? Aku benar – benar tidak berani untuk membuka sedikit saja mataku ini.
"Kamu ngapain sih? Papa tadi cuma kencing, tau!" ucap papa diselingi tawa geli melihatku yang ketakutan setengah mati.
"Aku kira tadi papa dimakan hantu" ucapku serius sambil mengelap keringat yang mulai mengalir hingga ke daguku. AC di mobil ini memang menyala, tapi aku merasa sangat kepanasan sehingga keringatku bercucuran.
"Lagipula kamu merem keras banget gitu hantu juga tau kali kalau kamu pura – pura tidur, hahaha" ejek papa. Akupun mulai tertawa dan terus bercanda bercanda dengan papa, sampai aku kembali tertidur. Jam 1 malam, kami sudah tiba di hotel. Papa membangunkanku dan mama, kemudian menggendong adikku yang masih terlelap dengan sangat lembut. Kami segera check in kamar dan kemudian menuju kamar kami masing-masing. Kami memesan 2 kamar, 1 untuk papa dan mamaku, sedangkan satunya lagi untukku dan adikku.
Kami semua segera mandi dan bergegas untuk kembali tidur agar besok badan kami kembali segar karena hari ini kami sudah cukup kelelahan akibat perjalan yang panjang. Setelah aku mandi, aku melihat adikku meringkuk sambil memeluk guling, alisnya bertaut dan keringat pun terlihat di dahinya seperti bintik – bintik air. Aku mencoba membangunkan adikku, tetapi ia tak kunjung juga bangun. Aku takut dan juga merasa kasihan karena aku menduga bahwa ia hanya mengalami mimpi buruk. Aku yang kelelahan karena perjalanan ditambah dengan membangunkan adikku yang tak kunjung bangun ini pun akhirnya ikut terlelap tanpa berhasil membangunkan adikku.
Beberapa jam kemudian, adikku terbangun dari tidurnya dan memukulku dengan keras menggunakan guling yang tadi dipeluknya dengan sangat erat.
"Ngapain sih?" tanyaku yang masih berusaha mengumpulkan kesadaranku. Segera setelah aku berkata demikian, adikku menangis meraung – raung dan kemudian memeluk kembali guling sambil menghadap ke arah yang berlawanan, memunggungiku. Aku merasa sangat bingung dan juga kesal. Bagaimana tidak, ia seketika memukulku dengan sangat keras dan juga kemudian menangis. Tentu saja aku tidak akan menghiburnya. Ia yang salah kan?
Akan tetapi meskipun adikku menangis sekeras toa di tengah malam, aku tetap bisa tertidur dengan lelap di sampingnya. Biasanya aku sangat – sangat cerewet dalam masalah suara. Mungkin karena pendengaranku ini sedikit lebih tajam dari orang lain sehingga ketika mendengar sedikit suara saja, maka aku tidak akan bisa tidur ataupun jika aku sedang tertidur, maka aku akan terbangun karena suara – suara sekecil apapun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mortal Combination
Short StoryRemember, we're living together ! Kehidupan bukanlah milik kita sepenuhnya. Kehidupan tidak menjadikan kita sebagai tokoh utama yang bersinar terang di tengah panggung. Sadarkah kita, bahwa sesuatu sedang mengawasi kita dari sebuah tempat yang gelap...