Hallo semuanya ! Aku Kaila. Aku ingin berbagi suatu hal kepada kalian semua, pembacaku.
Kisah ini aku dapatkan ketika aku duduk di bangku kelas 8 dan sedang pergi ke sebuah desa. Saat itu, sekolahku mengadakan acara 'live in' se-angkatan. Acara ini mengharuskan setiap murid untuk menginap di rumah warga, yang sudah di seleksi oleh sekolah kami.
Kami seangkatan dibagi untuk ditempatkan di rumah - rumah yang sudah dipilihkan oleh pihak sekolah. Aku ditetapkan untuk tinggal serumah bersama teman sekelasku, Sasha. Kami menginap di sebuah rumah yang bekerja dengan membuka warung kopi. Sasha adalah anak yang pintar di kelas kami. Akan tetapi ia tidak memiliki teman karena sikapnya yang sedikit arogan. Dikarenakan ketidakakraban kami, kami harus mengalami beberapa kali kecanggungan dalam masa - masa live in ini. Apalagi ketika teman-temanku menyoraki diriku ketika guruku menentukan kelompok tempat tinggal.
"Huuu Kaila dengan Sasha! Hahaha!"
"Sabar ya Kai! Tidak sampai seminggu, kok!"
Begitulah sorakan mereka yang menurutku kurang etis karena dilakukan di depan semua orang dan guru-guru.
Aku juga bukan orang yang bisa dengan mudah bergaul dengan semua orang. Hanya saja karena waktu itu entah bagaimana, yah aku memiliki teman. Itu saja. Mungkin karena saat kelas 8 itu aku berada di sebuah kelas yang sangat asyik, begitujuga dengan wali kelasnya.
Acara ini diadakan selama 5 hari. Beruntung bahwa kami di tempatkan di keluarga yang dapat dibilang cukup kaya. Rumahnya sangat luas dan memiliki banyak kamar serta banyak kamar mandi. Padahal acara ini tujuannya adalah supaya kami para siswa bisa mendapat pengetahuan baru mengenai perjuangan hidup. Banyak teman-temanku lainnya yang hidup dengan bertani setiap hari. Sungguh melelahkan. Sedangkan aku, aku hanya perlu duduk dan menjaga warung, selain itu rumah keluarga yang kami tempati juga sangat besar! Beruntungnya aku, hahaha. Saat kunjungan guru berlangsung, guruku pun kaget karena ternyata rumah besar di samping ini adalah tempat tinggal kami. Mungkin guru-guruku sempat salah survey tempat. Meskipun begitu, setiap pagi aku mengajak Sasha untuk mengunjungi tempat yang ditinggali teman kami, sehingga kami juga membantu bertani seperti mencabut rumput.
Pemilik rumah yang kutempati ini sangat ramah namanya Merry. Merry hanya tinggal bersama neneknya yang sedikit tuli, sehingga kami biasanya bermain bertiga di kamar tamu, yang sekarang menjadi kamarku dan Sasha. Wah sungguh, kamarku dan Sasha ini tersedia 2 springbed medium size dan satu springbed queensize yang diletakkan berjejer. Selain itu ada juga 1 televisi, 1 AC dan 1 lemari yang sangat besar dan tua, isinya kosong.
Malam pun tiba. Kami semua tertidur dengan pulas karena kelelahan seharian ini.
Keesokan paginya pukul 5 pagi, aku terbangun dari tidurku. Udara dingin menusuk kulitku dan memaksaku untuk tidak tertidur lagi. Bunyi suara adzan dan gonggonggan anjing yang bersahutan di rumah sebelah juga masuk ke pendengaranku. Aku meregangkan badanku dan kemudian mengubah posisiku menjadi duduk. Aku mengerjapan mataku dan bangkit sambil melipat selimut serta merapikan tempat tidurku. Aku tidak menyalakan lampu kamarku karena takut Sasha terbangun. Sebenarnya aku tidak memiliki masalah dengan Sasha sebelumnya, jadi aku bersikap biasa saja tidak seperti teman-temanku. Kemudian selanjutnya aku mematikan televisi yang menyala. Sepertinya kemarin malam kami menonton TV. Entahlah, aku lupa.
Aku memutuskan untuk turun ke bawah. Aku menuruni satu demi satu anak tangga di tengah kegelapan. Di bawah tampak di dapur lampu yang sudah menyala. Rupanya nenek Merry sedang menyiapkan alat - alat untuk dibawa ke warung di sebelah rumah.
"Pagi Nek" sapaku sambil menghampirinya mencari apa yang dapat kulakukan untuk membantunya.
"Eh pagi. Tidur lagi saja masih pagi" ucapnya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mortal Combination
Short StoryRemember, we're living together ! Kehidupan bukanlah milik kita sepenuhnya. Kehidupan tidak menjadikan kita sebagai tokoh utama yang bersinar terang di tengah panggung. Sadarkah kita, bahwa sesuatu sedang mengawasi kita dari sebuah tempat yang gelap...