Rona jingga semakin melebar. Carlyn masih terdiam di tempatnya setelah Mavin beranjak pergi. Ia menepuk nepuk celananya, dan menatap depan dengan pasti.
"Huh, emang siapa dia? Benar kata Vanya, Mavin hanya menebar pesona, baik ke semua cewek tetapi tidak bisa menetap," gerutu Carlyn seraya menatap arah ke mana Mavin pergi.
Namun tiba tiba ia teringat tindakannya tadi saat ia memeluk Mavin, dan mengucapkan secara tidak langsung mengenai perasaannya.
"Apaan tadi? Kenapa aku mempermalukan diriku sendiri? Ahhh kau memalukan Carlyn!" Carlyn mengacak rambutnya dengan kesal. Ia melihat kanan kiri, memastikan tidak ada yang melihatnya berteriak seperti orang gila. Carlyn melangkahkan kakinya yang terhentak hentak untuk segera keluar dari kawasan sekolah itu.
Di depan gerbang sekolah, Carlyn dapat melihat seseorang yang sedari tadi menunggunya keluar dari mobil, seolah menyambut kedatangannya. Ia segera berlari dan menerjang tubuh tegap pria berkacamata itu.
"Huaaa..." tangis Carlyn pecah. Pria yang mendapat pelukan dadakan tersebut gelagapan dan segera menuntun Carlyn memasuki mobil. Bisa gawat jika ada yang mengenali, dan membuat perhatian yang berlebih.
"Josh, Mavin Mavin jahaaat!" ungkap Carlyn setelah keduannya berhasil masuk ke dalam mobil.
Josh, pria itu menghembuskan napasnya. Telah menduga apa yang terjadi sebelumnya. Ia segera menancapkan gasnya untuk setidaknya menjauh dari kawasan di sana.
"Ate Carlyn tenanglah," Josh memberikan sapu tangan yang masih bersih yang biasa digunakan untuk mengelap keringat berlebihnya.
"Aku tahu alasannya Josh, aku di sini juga salah." Carlyn menangis sesenggukan dengan menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya. "Kami tidak ada hubungan apa apa, bahkan Mavin sering dipasangkan dengan Mahiro, Vanya, dan Bell. Apalagi Vanya adalah mantannya Mavin, mereka sangatlah dekat. Bagaimana bisa Mavin terkena imbas dari diriku? Katakan Josh! Bukankah aku selalu dekat denganmu, seharusnya tidak masalah bahkan jika itu Mavin sekalipun?" Carlyn menoleh, meminta jawaban atau kata kata yang akan dikatakan pria di sampingnya itu.
"Aku tidak bisa menjawab apapun," Josh hanya bisa memberikan tatapan prihatin. "Tetapi jika kau ingin mendengar pendapatku, tentu karena agensi semakin memperketat pengawasan. Dan menghukum Mavin menjadi peringatan buat kita semua. Kau jelas tahu sifat Mavin yang 'ramah' ke setiap orang, menunjukan perhatiannya dengan gamblang, membuat lelucon agar orang orang tertawa. Mungkin agensi khawatir jika ada seseorang yang akan nyaman dan menjatuhkan hatinya pada Mavin. Dan itu dirimu Carlyn." ucap Josh cukup panjang.
"Kau tahu, Vanya mantan dari Mavin, tetapi dia begitu dekat dengan Roy, Blink, dan Gai serta semuanya, tetapi ia cukup menghindari Mavin. Itu sudah cukup menenangkan agensi. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada hubungan lain. Sama seperti yang lain. Mavin mendekati semua, bersikap manis ke semua anggota Z-Girls. Untuk apa? Agar terhindar dari kecurigaan agensi," tambah Josh panjang lebar.
"Aku tahu Josh, tetapi, menghukumnya seperti itu? Sendiri? Kenapa bukan aku saja Josh? Aku bisa menyanyi, bermain musik, aku bisa dengan mudah beradaptasi di sana. Tapi Mavin?"
"Karena itu, Mavin yang di sana," ungkap Josh menekankan perkataannya, "Dan lagi jangan meremehkan leaderku Carlyn, dia tidak akan terpilih jadi leader kalau dia tidak bisa beradaptasi dengan segala macam situasi sulit."
Tiba tiba keadaan hening, Carlyn tak lagi menanggapi. Begitu pun dengan Josh. Ia memfokuskan diri pada jalanan.
"Oh ya, kita akan menjemput Roy dan Vanya. Lebih baik kau tenangkan diri" ucap Josh mengalihkan pembicaraan.
Mobil melaju ke daerah perbelanjaan, dan berhenti di dekat sebuah halte bus yang telah berdiri dua orang dengan kantong belanjaan yang cukup banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Z-BOYS] Stranded at School
FanfictionMavin dengan segala kejailannya membuat kesalahan fatal yang mengharuskan ia mendapatkan hukuman. Dengan segala permohonan dari anggota untuk meringankan hukuman sang Leader, agensi memutuskan hukuman Mavin untuk memasuki sebuah sekolah musik di Kor...