Titah Tak Terbantah

107 13 2
                                    

Mavin dengan langkah cepatnya memasuki Rumah Sakit, berlari menuju ruang ICU yang merupakan tempat salah satu anggotanya berada.

Ia menghentikan langkahnya, menatap pintu di depannya seraya mengatur nafasnya yang berantakan. Ada perasaan takut, khawatir, marah, dan kesal.

"Blink?"

Krieeet

Mavin mencoba memasuki ruang tersebut, melihat sosok berambut pink yang sangat ia kenali tersebut tampak lemah di atas ranjang rumah sakit. Air matanya seketika mengalir juga, perasaan menyesakan dan gagal sebagai seorang leader merasukinya.

"AGHRRH!" Mavin memukulkan tangannya ke tembok, membuat atensi seorang suster di sana teralih padanya.

"Apakah Anda saudara pasien?" tanya suster itu yang cukup mampu dimengerti Mavin. Ia mengangguk, berjalan dengan lambat menghampiri Blink yang masih terpejam.

"Pasien memang masih keadaan kritis, namun berangsur-angsur membaik." jelas suster tersebut kepada Mavin.

"Apakah parah?" tanya Mavin pelan

"Untuk lebih detailnya Anda bisa menanyakan pada dokter." Suster tersebut menawarkan diri untuk mengantarkan Mavin ke ruang dokter.

Sampai di sana ia menjumpai seorang dokter dengan name tag Dr. Kim Baek Hyoen. Mavin menundukan badannya, memberi hormat sekilas.

"Silahkan duduk" Mavin mendudukan diri dengan tenang, namun jantungnya masih bertalu cepat karena khawatir.

"Saya keluarga dari pasien kecelakaan tadi siang. Saya ingin bertanya tentang keadaannya Dok."

"Untuk sekarang saya belum bisa memastikan secara pasti karena pasien belum sadarkan diri. Jika saya perhatikan tidak ada luka yang vatal."

Mavin cukup menghembuskan nafas perlahan, memberikan ketenangan tersendiri untuknya.

"Namun, ada sedikit keretakan pada tulang keringnya." Mavin seketika menahan nafasnya, memikirkan konser comeback mereka yang hanya tinggal satu minggu.

"Berapa lama kemungkinan bisa sembuh?"

"Kemungkinan satu minggu sudah bisa berjalan, namun tidak untuk melakukan aktivitas yang berat seperti berlari." ucap Dokter itu yang membuat Mavin semakin terdiam.

Dengan memaksakan diri, ia bangkit, "Terima kasih atas informasinya, saya undur diri."

Mavin keluar dengan wajah muram, kembali ke ruang di mana Blink berada dengan langkah gontainnya.

"Mavin?" panggil Gai yang sudah ada di depan ruang ICU.

"Ada apa? Semua baik-baik saja bukan?" tanya Roy mencoba menggali informasi dari Mavin yang berhubungan dengan Blink.

"Terjadi keretakan pada tulang kering Blink, kemungkinan untuk benar-benar pulih butuh waktu satu bulan." semua yang di sana terkejut, satu bulan sama aja dengan batalnya comeback mereka.

Mavin mencoba mendekati tempat Blink berada, "Ini salahku, harusnya aku menahannya pergi."

PLAK. Tamparan keras mengenai wajah Mavin.

"Ya, kamu yang salah!" Tatapan tajam seorang wanita yang sangat dihormati   para anggota Z-boys itu mengarah padanya. "Aku sudah mempercayakan putraku padamu, tapi lihat sekarang?"

Mavin tidak mampu melihat wajah seorang Ibu yang sedang mengkhawatirkan anaknya. Meskipun nyeri di pipinya terasa membakar, Mavin merasa lebih sakit mendengar ucapan Mama dari Blink.

"Mama? Kenapa menampar KakvMavin?" tanya seorang anak berumur lima tahunan yang menyaksikan secara langsung kejadian yang menimpa Mavin. "Apa kah sakit?" tanyanya lagi, yang kini terarah kepada Mavin.

[Z-BOYS] Stranded at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang