Apartemen tempat hunian Zboys ini terletak berada beberapa gang dari tempat kantor agensi Zenith. Kamar mereka berada di lantai 10, yang di dalamnya terdapat dua kamar, ruang tamu sekaligus ruang santai, ruang makan, dapur, satu kamar mandi dalam dan satu kamar mandi luar.
Mavin menginjakan ke arah kamarnya, kamar bersama Roy, Josh, dan Sid. Kamar mereka berempat terlihat cukup rapi untuk ukuran seorang pria, itu semua berkat dari gaya hidup sebagai seorang idol yang harus mereka terapkan dengan baik. Ranjang mereka bertingkat, sebelah kiri atas Mavin, dibawahnya Josh, sedangkan di kanan atas Sid, dan di bawahnya Roy.
Mavin tersenyum kecil, ia akan merindukan mereka semua, dengan kekonyolan mereka, dan keributannya. Namun, sebuah titah tetap harus dilakukan. Ya, meskipun berat meninggalkan mereka, ia harus bisa menerima segala keputusan sang manager. Sejujurnya, ia jelas mengerti hukuman yang diberikan ke dia bukan hanya sebatas hukuman, tapi lebih terlihat jalan untuk menyelamatkannya serta sebagai ajang pembuktian.
Mavin akui, tidak semua orang menyukainya. Dan Mr Song memberinya jalan untuk memperkuat keberadaannya di Z-Boys dengan cara tersebut. Pengakuan adalah hal terpenting, namun ia tahu, ia tak bisa membawa embel-embel ZBoys nantinya.
Memikirkan bagaimana kehidupannya nanti membuatnya lelah. Ia harus segera membereskan barangnya sebelum anak-anak yang lain datang, dan ia akan pergi pagi buta ketika mereka semua terlelap. Itulah yang ia rencanakan, ia tidak bisa memberitahu atau memberikan beban kepada yang lain.
"Mavin, sedang apa kau?" tanya Sid cukup keras, yang seketika mengejutkan Mavin dan member lain yang di luar kamar.
"Apa maksudmu dengan membereskan bajumu, Leader?" tanya Gai yang lebih dulu sampai dan menatap beberapa baju Mavin sudah berada dalam koper hitamnya.
"Tidak ada," jawab Mavin singkat.
"Jangan mencoba menyembunyikan sesuatu, Leader!" ucap Josh yang menekankan kata Leader pada Mavin.
"Aku akan absen untuk comeback kali ini. Maaf mengecewakan kalian, tapi aku harus pergi semen..."
"Berapa lama?" potong Perry dengan sedikit amarah, bahkan mata pria itu sudah berkabut.
Mavin tampak berpikir sejenak, hingga ia kembali memasukan baju-bajunya yang sempat tertunda, "Tidak lama, mungkin hanya beberapa bulan." jawab Mavin mencoba menenangkan.
"Beberapa bulan? Kau gila? Blink masih belum sadar, dan kau mau pergi? Kita ini bertujuh, tidak mungkin kita perform hanya berlima nanti!" kali ini Roy dengan amarah yang sudah tidak mampu ditahannya lagi.
"Mavin, apa ini ada hubungannya dengan Blink? Kami sudah bertemu dengan Mr Song, dan dia akan menolongmu." tambah Sid
"Hei kalian kenapa? Aku hanya absen sebentar, ini tidak ada hubungannya dengan Blink. Aku percaya kalian mampu, kalian bisa." Mavin menatap satu persatu membernya di sana.
"Leader?" Perry sudah mengusap air matanya beberapa kali, mengerti apa yang dirasakan Perry, Sid mengusap bahunya pelan, berusaha menenangkan Perry.
"Sebaiknya kalian istirahat, besok kalian harus latihan lagi," perintah Mavin yang seperti sebuah permohonan.
Dengan berat hati mereka terpaksa menuruti Mavin, tubuh mereka butuh istirahat.
"Mavin?" panggil Gai, Mavin menanti apa yang ingin diucapkan oleh salah satu membernya itu. "Selesaikan dengan cepat, kami membutuhkanmu, dan aku tidak bisa membackup semua bagianmu," ucap Gai yang langsung melangkahkan pergi dari sana mengikuti Perry yang lebih dulu pergi.
"Gai, aku percaya padamu jika kau mampu!" teriak Mavin, ia yakin Gai mampu mengatasi semua bagian rappnya.
Ia memperhatikan sekeliling kamarnya, Josh sudah berbaring di kasur, begitupun dengan Sid. Namun masih ada satu pria yang masih menatapnya tajam, itu Roy. Ia menghampiri Roy, tersenyum kecil seraya menepuk pundak Roy.
"Aku titip anak-anak itu, Parry memang emosional, mudah menangis makannya ia butuh kekuatan dari kalian. Gai, dia itu pendiam tapi jangan didiamkan atau dia akan semakin jauh. Josh, dia memang bisa jadi penyemangat dan sosok yang berusaha keras, namun ia bisa menyalahkan dirinya jika tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Sid, dia itu cerdas, pekerja keras, namun dia butuh pemantik untuk memacu semangatnya terus. Blink, blink itu masih bocah, labil, jadi lihat dulu apakah ia bisa diajak bercanda atau tidak, moodnya seperti perempuan yang sedang datang bulan," ucap Mavin yang diakhiri dengan tawa."Apa gunanya kau mengatakan semua itu padaku?" tanya Roy tajam
"Karena aku akan pergi, kau harus menggantikanku menjaga mereka." Mavin tersenyum lebar, senyum yang tampak begitu dipaksakan. Mungkin akhir-akhir ini ia kurang tersenyum hingga membuat otot mukanya kaku.
Di sisi lain, Josh yang hanya menutup mata dan belum tidur mendengar semua percakapan Mavin dan Roy.
"Kau yang lebih tahu kami dari siapapun di sini Mavin," lirih Josh masih dengan mata terpejam
.
.
.
Pagi buta Mavin sudah bersiap dengan dua koper serta tas ransel di punggungnya. Ia tidak berniat untuk membangunkan member lain. Mavin, hanya bisa tersenyum tipis. Entah ke mana senyum lebarnya dulu, ia bahkan lupa bagaimana bentuknya. Ia tidak bisa selepas dulu, tersenyum, tertawa sepuasnya. Ia hanya terlalu lelah untuk segala rutinitasnya, bukan tak menyukai, ia hanya merasa butuh sedikit istirahat dari gemerlapnya dunia entertiment. Dan sepertinya, Tuhan mendengar isi hatinya."Semua akan baik-baik saja, kami tunggu kau kembali leader." Tiba-tiba Mavin dikejutkan dengan Perry yang datang dan bersuara.
"Tentu, jaga dirimu, jaga mereka juga untukku." Mavin tidak bisa meninggalkan begitu lama mereka. Ia harus segera menyelesaikan hukumannya dan segera kembali bersama mereka.
"Roger, Leader!" Perry melambaikan tangannya ketika Mavin keluar dari apartemen mereka.
"Dia sudah pergi?" Perry mengangguk mendengar Roy yang bertanya di ambang pintu kamarnya. Nafas berat Roy terlihat jelas di pandangan Perry, ia jelas tahu bahwa Roy kehilangan sosok Mavin.
Nama : Mavin
Posisi : Leader, main rapper, lead dancer
Karakter : jail, ramah, cute, murah senyum, tapi ketika perform di atas panggung totalitas tanpa batas.Ok, semua tokoh Z-Boys udah ya... Dan nanti akan lebih banyak OC untuk cerita ini, aku sepertinya perlu banyak reverensi nama-nama korea deh😅
KAMU SEDANG MEMBACA
[Z-BOYS] Stranded at School
FanfictionMavin dengan segala kejailannya membuat kesalahan fatal yang mengharuskan ia mendapatkan hukuman. Dengan segala permohonan dari anggota untuk meringankan hukuman sang Leader, agensi memutuskan hukuman Mavin untuk memasuki sebuah sekolah musik di Kor...