Mavin menghela napas, menatap sekolah yang akan ia tempati yang kini sudah berada di depan matanya. Membayangkan ia memasuki Sekolah Musik itu seakan sebuah mimpi, sesuatu yang bahkan tak pernah terbersit sekalipun.
"Kau pasti bisa melaluinya Mavin." ucap Josh mencoba memberi semangat.
Ya, Josh yang tadi tiba-tiba memasuki mobil Mr Song yang akan mengantarkannya. Tentu saja ia mengusir pria itu, namun ternyata Josh lebih keras kepala dari yang Mavin kira. Ia tidak bisa membayangkan Josh mengetahui hukumannya yang harus masuk ke sebuah SMA? Ia tidak punya muka membayangkannya, namun Mr Song dengan mudah mengizinkannya ikut dan mengetahui semua yang Mavin coba sembunyikan. Ingin sekali Mavin membotaki kepala Josh saat itu juga saking malunya.
Mobil akhirnya berhenti di sebuah gedung yang merupakan gedung asrama. Mavin melihat sekilas sekelilingnya, kemudian ia turun, disusul oleh Josh yang turut membantu Mavin mengambil kopernya. Sedangkan, Mr Song sudah berjalan terlebih dahulu.
"Aku akan mengantarkanmu sampai kamarmu," ucap Josh seraya menarik koper Mavin.
"Tak perlu. Aku bukan anak kecil, Josh!" Mavin memicingkan matanya pada Josh.
"Kau masih baru di sini, bahasa koreamu mungkin sudah berkembang, tapi tetap saja ini bukan di negaramu."
"Begitupun denganmu!" Mavin memutar bola matanya bosan seraya berjalan mendahului Josh, membiarkan Josh mengikutinya dari belakang.
Mengingat ia akan menjadi 'siswa biasa' maka sebelum ke asrama itu, ia telah kembali mengecat rambutnya menjadi hitam. Ia tidak akan mencari banyak perhatian di sana, ia akan dengan serius mengembangkan skill bernyanyinya.
Setelah melakukan registrasi masuk yang telah diurus Mr Song, ia mendapatkan kamar asramanya. Sebuah kamar yang bahkan lebih bagus dari kamar mereka.
"Kau beruntung Mavin, dan kamar ini hanya diisi olehmu," ucap Josh seraya membaringkan tubuhnya.
"Mr Song, kau mendapatkan uang dari mana?" tanya Mavin penuh selidik. Tentu saja, untuk menghukumnya harusnya bukan dengan fasilitas semewah itu. Ini lebih bisa disebut liburan daripada sebuah hukuman.
"Apakah agensi melakukan semua ini? Kurasa tidak. Jadi jangan melakukan sesuatu yang berlebihan Mr Song."
"Aku tidak tahu yang kamu maksud Mavin," jawab Mr Song
"Untuk sekarang, identitasmu adalah Song In Joon. Kau adalah murid pindahan dari Amerika dan sudah lama tinggal di sana, jadi tidak akan ada yang mempermasalahkanmu jika bahasa koreamu agak kaku." Mavin memperhatikan Mr Song yang menjelaskan tentang identitasnya, memberikan sebuah kartu pelajar untuknya.
"Song In Joon? Margamu Mr Song?"
"Tentu saja, itu mempermudahku sebagai walimu, aku mengatakan jika kau adalah adikku." ucap Mr Song pada Mavin, kemudian beralih kepada Josh "Ayo Josh kita kembali, kau tetap harus latihan hari ini."
Josh tampak menghembuskan napasnya lelah, merasa tak berminat meninggalkan kamar tersebut.
"Dan Mavin, manfaatkan kesempatan ini. Kau bisa memperdalam bahasa koreamu dan mencoba menunjukan bakatmu, seragammu dan jadwalmu sudah ada di dalam lemari. Jaga dirimu baik-baik, jangan buat ulah, dan cepatlah kembali," tambah Mr Song sebelum menutup pintu kamar Mavin.
Mavin terdiam, menghembuskan napasnya yang entah kenapa terasa sesak, ia seperti anak tk yang baru masuk sekolah dan tinggal orang tuanya. Rasa asing, sedikit takut, dan perasaan kehilanganlah yang menyelimuti.
"Aku akan berusaha Mr Song." Mavin menatap pintu yang telah tertutup itu dengan senyuman, senyuman yang memiliki banyak arti yang tak bisa dijelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Z-BOYS] Stranded at School
FanficMavin dengan segala kejailannya membuat kesalahan fatal yang mengharuskan ia mendapatkan hukuman. Dengan segala permohonan dari anggota untuk meringankan hukuman sang Leader, agensi memutuskan hukuman Mavin untuk memasuki sebuah sekolah musik di Kor...