🐰E 3🐻

11.9K 1.5K 32
                                    

NAHYUCK is Love
#005
written by : ShinsHCLe
.
Happy Reading♡

Haechan terus menggerutu sepanjang jalan, menyalahkan dirinya yang bisa-bisanya menuruti perintahnya Jaemin dengan mudah tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan terus menggerutu sepanjang jalan, menyalahkan dirinya yang bisa-bisanya menuruti perintahnya Jaemin dengan mudah tadi. Bahkan Haechan semakin merutuki kebodohannya karena bisa-bisanya dirinya saat ini malah sedang duduk di kursi penonton. Menatap Jaemin yang masih sibuk berlatih.

Sebenarnya Haechan ingin menitipkan seragam itu pada seseorang, karena memang dari awal kedatangannya. Jaemin sudah melihat, tapi bukannya mendekat Jaemin masih terus berputar-putar di atas lantai dingin itu.

Haechan mengedarkan pandangannya, Haechan baru menyadari jika hanya ada Jaemin di tempat seluas ini. Tidak ada peserta lain, Haechan mengusap lengannya merasakan hawa dinginnya ruangan yang terasa menembus tulangnya.

"Bagaimana kau tau?" jantung Haechan serasa akan lepas dari tempatnya ketika mendengar suara bassnya Jaemin serta wajahnya Jaemin yang sudah berada di ceruk lehernya.

"Ya! Apa yang kau lakukan!" Haechan mendorong bahunya Jaemin menjauh, Jaemin menegakkan tubuhnya. Tidak benar-benar berdiri tegak, karena Jaemin menundukkan wajahnya tepat di depan wajahnya Haechan.

"Bagaimana kau tau?" dahi Haechan berkerut bingung, tidak tau arah pembicaraannya Jaemin.

"Tau apa?" Jaemin semakin mengikis jaraknya dengan Haechan,

"Jika aku bukan manusia," Haechan membelalakkan matanya. Jaemin mendengar ucapan omong kosongnya? apa sekarang Jaemin akan balas dendam atau semacamnya?

Haechan menggigit bibir bawahnya, gugup. Jujur Haechan merasa bersalah telah mengatakan itu, bahkan Jaemin sampai mendengarnya.

"Ma-hmp"

Kedua mata bambinya Haechan membulat dengan sempurna, Jaemin menciumnya. Jantung Haechan langsung terpacu dengan cepat, berbeda dengan otaknya yang malah melambat. Haechan masih mencerna semua yang terjadi.

Nafas Haechan tercekat ketika merasakan Jaemin telah memperdalam ciumannya, tubuh Haechan bergetar. Otak Haechan semakin blank, hingga sebuah kenangan yang paling dia benci terlintas dalam fikirannya sekilas.

Air mata Haechan meluruh, dengan sekuat tenaga Haechan mendorong Jaemin. Menampar Jaemin dengan keras.

"Bajingan sialan!"

Haechan berbalik, berlari meninggalkan Jaemin yang masih terdiam di tempatnya.

.

.

Haechan mengusap air matanya yang terus mengalir, kakinya terus berlari entah kemana. Yang terfikir oleh Haechan, Haechan ingin berlari sejauh-jauhnya dan tak ingin bertemu lagi dengan Jaemin.

Haechan tidak ingin perasaan yang dia bunuh beberapa tahun yang lalu, ternyata masih ada hingga saat ini. Dan Haechan tidak mau itu, penolakan Jaemin secara mentah-mentah dan menjurus mencemooh tiga tahun yang lalu benar-benar menyakitinya.

Dan Haechan tidak mau terjebak dengan perasaan konyolnya lagi hanya karena Jaemin menciumnya tadi.

"Jaemin sialan! Perasaan sialan!" Haechan mengusak bibirnya kasar, tidak peduli itu nanti akan membuat bibir terluka maupun sobek. Haechan hanya sangat kesal dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya dirinya tadi sempat terlena. Malah membiarkan Jaemin memperdalam ciumannya.

Langkah Haechan langsung terhenti ketika sebuah tubuh besar menghadang jalannya, hidung Haechan menyengit mencium aroma yang tidak sedap dari tubuh di depannya. Haechan hendak menghindar, namun tertahan karena dagunya yang dicengkeram kasar oleh orang di depannya.

"Kau mengacuhkanku manis," ujar laki-laki itu dengan wajah sayu serta pandangannya yang tak fokus, jantung Haechan langsung terpacu dengan cepat. Jelas orang di depannya ini sedang mabuk,

Haechan mencoba melepaskan cengkeraman pria itu namun gagal. Ketika menatap sekitar, rasanya Haechan benar-benar ingin menghilang. Beberapa pria bertubuh tak kalah besar dari pria yang mencengkeram dagunya duduk bersandar sambil menenteng botol minuman keras, dan jangan lupakan tawa mereka yang seakan terdengar seperti lonceng kematian bagi Haechan. Bagaimana mungkin Haechan bisa berada di gang kumuh yang penuh dengan sampah masyarakat?!

Haechan terus meronta, menendang dan memukul pria itu. Dengan sekuat tenaga Haechan menendang alat vital pria tersebut, pria tersebut mengumpat. Melepaskan cengkeramannya pada dagu Haechan, dengan sekuat tenaga Haechan hendak berlari.

Namun baru satu langkah, Haechan langsung jatuh tersungkur. Belum sempat ia berdiri, kerah seragamnya sudah ditarik ke atas terlebih dahulu.

Air mata Haechan kembali meluruh. Haechan memejamkan matanya erat ketika melihat tangan yang melayang hendak memukulnya, Haechan sudah pasrah.

.
-Belum kelar, stay tune<3-

Enemy [NAHYUCK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang