Touch

677 73 7
                                    

.
.
.

"Kenapa?"

"Hah?"

Namjoon menengok ke arah Yoongi yang tengah terduduk di sofa. Pemuda pucat itu tampak tengah men-scroll ponselnya dan tidak memberikan atensinya pada Namjoon.

"Kenapa Hyung?" Namjoon akhirnya kembali bertanya karena Yoongi tidak berbicara apa-apa lagi.

"Hmm...."

Bukannya jawaban, hanya gumaman yang Namjoon dapatkan dari Yoongi.

"Hyung?" ucap Namjoon sambil mendekati Yoongi dan duduk di sampingnya. "Kau baik?" tanya Namjoon lagi sambil memandang Yoongi khawatir.

"Apakah kita... sudah tidak sedekat itu?" ujar Yoongi tiba-tiba.

"Hah?" Namjoon semakin mengerutkan keningnya. Tidak mengerti dengan arah pembicaraan Yoongi ini. Dekat.. apanya yang tidak dekat?

"Atau... Memang kau sudah tidak suka lagi padaku? Tidak nyaman denganku?"

Oke.. pertanyaan-pertanyaan dari Yoongi benar-benar membuat Namjoon pusing sekarang. Sebenarnya apa yang tengah dibicarakan oleh kekasihnya itu?

"Sebentar. Hyung, aku benar-benar tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan saat ini. Tidak suka? Tidak nyaman? Maksudnya?" tanya Namjoon sambil menatap Yoongi dengan dahi yang mengerut.

Akhirnya, Yoongi kini memberikan atensinya kepada Namjoon. Pemuda yang jauh lebih mungil itu menghela napasnya. Tanpa mengatakan apapun, Yoongi tiba-tiba mengangkat layar ponselnya dan menyodorkannya ke muka Namjoon.

Namjoon mengerutkan keningnya. Itu...

"Ini.. gif kita?"

Namjoon berakhir bertanya. Tidak yakin apa maksud Yoongi menyodorkan layar ponselnya kepadanya.

Yoongi menhembuskan napasnya lagi, "Coba perhatikan baik-baik...."

Namjoon terdiam dan kembali memperhatikan layar ponsel Yoongi lagi. Dirinya menyadari, jika dia salah-salah kata lagi, bisa-bisa mood Yoongi semakin jelek.

"Eum... Apakah aku seharusnya menemukan sesuatu? Petunjuk...? Atau—"

"Kim Namjoon."

Ucapan Namjoon terpotong oleh nada tegas dari Yoongi. Namjoon menatap Yoongi hati-hati.

"Ya?"

"Tanganmu. Perhatikan tanganmu."

"Hmm... Tanganku... Melayang?"

"Tepat sekali."

"Lalu?"

Yoongi melotot ke arah Namjoon yang menatapnya dengan polos.

"Tanganmu melayang," ucap Yoongi.

"..ya?"

"Tidak menyentuh pundakku," lanjut Yoongi.

"Eumm.. benar...?"

Yoongi menghela napasnya.

"Ya. Apa kau tidak merasa aneh?" tanya Yoongi dengan nada gemas. Tampaknya pria pucat itu sudah gregetan dengan kepolosan sang kekasih.

"Aneh? Kenapa aneh?"

"Namjoon. Apa kau tidak merasa aneh dengan menggantung tanganmu seperti itu? Maksudku, kau bisa saja meletakkannya seperti biasa di pundakku, kau tahu itu kan, merangkulku?" ujar Yoongi masih gemas.

Namjoon terdiam.

"Eumm... jadi itu aneh ya?" tanya Namjoon, masih polos.

Yoongi menghela napas, kemudian bangkit berdiri. Dia menatap Namjoon sebentar dan meletakkan satu tangannya di pundak Namjoon.

"Namjoon-ah."

"Ne?"

"Pikirkan sendiri ya, Hyung mau tidur dulu."

Usai berkata demikian, Yoongi pun menghilang dari pandangan Namjoon. Namjoon terduduk sendiri di ruang tengah apartemen mereka itu.

"Jadi.. mengangkat tanganku itu lebih aneh dibanding merangkulnya ya? Kupikir kalau ku taruh akan jadi lebih awkward..." monolog Namjoon dalam kesendiriannya.

.
.
.

Terkadang Namjoon lupa, kalau dia sudah mengenal Yoongi Hyung-nya itu selama 10 tahun lebih. Ya, sebuah sentuhan kecil tidak akan membuat suasana menjadi awkward, Namjoon-ah.

.
.
.

Fin.

.
.
.

Author's note:
Terinsipirasi setelah melihat gif di atas 😊😊😊

Us.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang