2. Why?

8 4 5
                                    

Yuhuyyy yuhuyyy akhirnya aku apdet dehh 🤣

Haiii semuaa

Lagi pada ngapain nih pas baca ini??

Dah ahh aku gak mau banyak omong

Happy reading semuaaa 💜💜

■■■■■

Mos sudah berjalan 5 jam yang lalu, saat ini Moonica sedang sibuk mengambil beberapa gambar di temani Lucy.

Hari ini tidak banyak yang hadir di sekolah, hanya semua peserta didik baru, Semua anggota OSIS, dan dua perwakilan dari setiap ekstrakurikuler. Ahh Moonica lupa, dan semua Anggota Futsal serta Basket juga.

"Asik banget kayanya Ca, lo lagi foto siapa sih?."
Lucy menyenggol lengan Moonica yang sedang memegang kamera, hampir saja kamera itu jatuh jika refleks Moonica tidak Bagus.

"Sialan, berabe kalo Kamera gua ampe jatoh. Ishh."
Moonica sudah siap akan memukul Lucy, tapi gadis tinggi itu berhasil menghindar.

"Santai aja kali Ca, jangan galak galak nanti gak dapet jodoh loh."
Moonica hanya bisa menahan nafas menanggapi ceramahan sahabatnya itu.

"Lo bisa diem gak sih?, gua Aduin Ddana nih!!."
Ancaman yang di berikan Moonica berhasil membuat gadis manis itu berhenti menggodanya.

For you information aja ya, Lucy ini tergila-gila banget sama Ddana. Katanya bodo amat meski dia suka ama berondong, toh hanya beda setahun.

"Awas aja kalo lo sampe keceplosan sama Ddana!."
Jari Lucy sudah menunjuk nunjuk di depan wajah Moonica, raut wajah gadis itu sangat kesal, dan lihat wajah memerah itu sangat lucu.

Ckrek

Jepretan flash camera itu berhasil membuat mata Lucy terpejam, saat kembali membuka matanya untuk melontarkan amukan, Moonica sudah berlari jauh sedang berbelok ke arah kana koridor.

"Yaaaa, berenti di sana!. Woy Moonica, berenti gak lo!."
Teriak Lucy menggelar sambil mencoba berlari mengejar Moonica yang sudah tidak terlihat keberadaannya.

■■■■■

Moonica masih saja terkekeh, saat ini dirinya sedang bersembunyi di perpustakaan.
Mana berani Lucy mencarinya kemari, gadis itu sudah termakan gosip horor tentang perpustakaan.

Melangkahkan kaki pelan, Moonica menggerakan jari telunjuknya di punggung buku, matanya sangat fokus membaca satu persatu judul yang tercetak jelas di punggung buku yang berjejer rapih.

"Ckk, dimana mereka menaruhnya, jelas jelas kemarin aku menyimpannya di rak ini."
Tangannya nya masih terus menyusuri punggung buku, mengulangi lagi dari awal, siapatau ada buku yang terlewat.

"Aishhh."
Dengan kesal Moonica menendang rak yang berada di hadapannya. Membalikan badan dengan cepat untuk menenangkan emosinya.

Baru saja akan melangkah, Moonica jatuh terduduk di lantai.
Sialan, gerutunya dalam hati.

Mendongak, akhirnya Moonica mengetahui penyebab dirinya bisa jatuh terduduk di lantai perpustakaan yang berdebu ini.

"Aishh, bantuin kek, lo malah bengong."
Mendengar ucapan Moonica, Bintang akhirnya mengulurkan tangan.

Hangat

Satu kata yang bisa Moonica jabarkan. Tidak biasanya dirinya seperti ini.

"Makasih."
Ucap Moonica setelah dirinya berhasil berdiri di hadapan Bintang.

Mereka hanya terdiam, tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun.

Saat Bintang akan kembali melangkahkan kakinya menuju rak Buku buku tebal, Moonica menahan lengan itu refleks.

MoonStarLightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang