Basecamp

68 15 39
                                    


Ini hari pertama anak-anak kelas sepuluh menghadiri pertemuan ekskul seni yang dilaksanakan setiap hari Kamis sepulang sekolah.

Killa di sini. Duduk bersila bersama siswa-siswi seangkatannya di Gedung Serbaguna Ekstrakurikuler Seni. Belum ada yang ia kenal di sini. Ia belum memulai berkenalan dan belum ada juga yang mengajaknya kenalan. Mungkin ia akan memulainya nanti.

Killa memandang berkeliling. Ia berhenti memutar leher ke sana kemari ketika melihat seseorang yang tidak asing baginya.

Samuel Adam.

Cowok itu berada di barisan paling belakang. Pandangan mereka bertemu sesaat. Benar-benar sesaat karena Adam dengan cepat mengalihkan pandangannya begitu mereka bersitatap.

"Halo, semuanya!"

Seruan itu membuat Killa mengarahkan posisi duduknya ke depan. Seorang kakak kelas perempuan yang entah kelas berapa meminta perhatian mereka untuk mendengarkannya.

"Oke, semuanya. Tolong suaranya dikecilin, ya. Sekarang, silakan kalian duduk rapi di tengah ruangan, ya."

Setelah duduk sesuai yang diperintahkan, kakak kelas yang lain datang. Ia meminta adik-adik kelasnya untuk memperkenalkan dirinya dengan maju satu per satu ke depan. Ini cukup membuat Killa gugup karena banyaknya orang di sini.

Hal selanjutnya yang dilakukan adalah perkenalan ekstrakurikuler seni meliputi visi misi, kegiatan apa saja yang ada di ekskul tersebut, divisi-divisi yang ada, peraturan, dan lain-lainnya.

Ada divisi tari, musik dan menyanyi, rupa, dan drama. Killa langsung mengatakan dalam hati kalau dia memilih divisi musik dan menyanyi.

Setelah kakak kelasnya selesai berbicara, microfon yang dipegang dialihkan ke ibu pembina ekstrakurikuler seni. Wanita itu menyuruh murid-muridnya untuk  mendengarkan apa yang akan ia sampaikan.

Setelah hening karena semua murid sudah menutup mulutnya masing-masing, ibu pembina ekskul mulai bicara.

"Baik, Anak-anak, Ibu di sini akan menyampaikan suatu kabar untuk kalian. Tanggal berapa sekarang, Anak-anak?" tanya ibu itu.

"Tanggal 12, Bu," jawab murid-muridnya.

"Betul. Nah, bulan depan, di tanggal yang sama akan ada pentas seni yang diselenggarakan oleh sekolah kita. Pentas seni tersebut dilaksanakan sebagai perayaan ulang tahun sekolah kita yang ke-35 tahun. Pada perayaan tersebut, seluruh anggota muda ekskul seni akan menampilkan bakat mereka. Ini wajib untuk kalian angkatan muda di ekskul ini. Apa yang ditampilkan dan siapa yang menampilkan bebas. Jadi, pembina tidak mengatur para anggotanya melainkan anggota itu sendiri yang menentukan. Mau sendiri atau kelompok silakan. Apa ada yang ingin ditanyakan?"

Seorang siswi mengangkatnya tangannya. "Saya izin bertanya, Bu!"

"Ya, apa yang mau kamu tanyakan?"

"Apa boleh dari di divisi alat musik, berkolaborasi dengan drama?" tanya Killa.

"Boleh. Tentu aja boleh. Silakan kalian kembangkan dan padukan sendiri apa yang mau kalian tampilkan," jawab Ibu itu.

"Baik, Bu," jawab siswi itu.

Setelahnya, ibu itu bertanya apakah ada yang ditanyakan atau tidak dan para murid menjawab tidak. Ibu pembina berlalu meninggalkan murid-muridnya. Apa yang akan ditampilkan para muridnya dihimbau dipikirkan mului sekarang.

Masing-masing mereka langsung mencari partner masing-masing. Sebagian besar mendaftar dengan teman sendiri, jadi bisa langsung berpartner. Killa adalah salah satu orang yang belum mempunyai teman di sini. Ia celingak-celinguk ke sana kemari. Terbesit ide untuk mengajak cowok bernama Samuel Adam itu. Namun, tidak tahu juga  cowok itu sudah punya partner atau belum.

Killa dan Adam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang