Epilog : Alea dan Waktu

5.3K 1.1K 619
                                    

The universe once told me,
"go make a move."

I told the universe whilst grinning
"There's no move possible."
in such a sad manner.

-Troubling the Cupid-
.
.
.

--Yogyakarta, 2025

Selamat datang lagi di kehidupan Alea yang serba riweuh ini. Masih Athalea yang sama, cuma tambah kerutan dikit dekat mata dan sekarang gue ponian. Gak ada yang beda, masih natural bodohnya-

-dan mungkin memang jadi agak sedikit lebih dewasa.

Lima tahun loh, lima tahun udah berlalu dari terakhir kali gue nangis nangis karena harus pisah sama anak anak kos Alea--yang slogannya masih sama sampai detik ini--Kos Alea, kos paling enak sedunia.

Ibuk dulu sempet stroke, tapi sekarang udah jauh lebih baik, udah gak butuh kursi roda buat kemana mana. Bang Awan juga udah dapat kerjaan di Bali dari tiga tahun yang lalu, jadi konsulen di perusahaan asing.

Dan gue--gue milih buat gak ngelanjutin kuliah S2. Duitnya di pake buat biaya terapi Ibuk. Biar punya waktu lebih banyak juga ngerawat Ibuk.

Dan berbekal ijazah ST yang gue punya, gue berhasil buat bisa ngebangun restoran kecil di pinggir pantai Wediombo.

Emang gak nyambung, namanya juga hidup.

Oh iya, Hidup berjalan dengan baik baik aja. Gue sama Haidar akhirnya putus dari dua tahun yang lalu. Tiga tahun lebih pacaran nyatanya gak menjamin kalo kita bakal sampai ke pelaminan.

Kita putus baik baik. Kalo seandainya kalimat itu memang ada.

Gak ada debat debat konyol karena cemburunya Haidar, atau ngambek gak jelas karna dia lupa hari Annive. Kita cuma udah sampe di titik yang sadar kalo hubungan kita gak akan bergerak kemana mana.

Sadar saatnya untuk pisah.

Dan kita pisah.

Kaya kata Mas Jeno, yang nggak di takdirkan bersama itu Le, mau berusaha sekuat apapun gak akan berakhir bersama.

Tahun lalu gue dapat undangan, Haidar akhirnya nikah sama pacar barunya yang baru dia kenal gak lebih dari setahun.

Sedih? Iya. Cemburu? Enggak.

Memang sempat ada pemikiran yang, "kenapa bukan gue? kenapa Haidar gak ngelamar gue? Kenapa ini? kenapa itu?"

Sedihnya bukan karena gue gak rela dia nikah sama orang yang emang nyatanya lebih pantas buat dia. Sedihnya karena ternyata bukan gue orang yang pantas itu.

Tapi balik lagi, jodoh di tangan tuhan. Mau berusaha gimana pun kalo tuhan bilang enggak, apa yang kita bisa?

"Aunty Leaaa!"

"Ares! Utututu ponakan kesayangan aunty Alea datang lagii."

Ares.

Nama yang selalu Haidar sebut tiap kali pembahasan tentang nama anak muncul.

Pokoknya nama anak kita mau cewek atau cowok harus Ares!

Troubling the CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang