Thanks for--

3.1K 930 140
                                    


"Cause friends won't treat me like you do,
friends won't love me like you"

-Troubling the cupid-






"Sunset lagi cantik cantiknya dan lo lebih milih buat liatin muka gue. Ada yang salah pasti di otak lo."

"I found a girl that thousands way prettier than sunset, i'm sorry i can't help it, i'm in love."

Gue balas omongan Juna dengan seulas senyum tipis; melipat kaki ke arah dada untuk menumpu dagu. "Lo harus berhenti ngajak gue nonton sunset diem-diem begini."

"Gue tau."

Dan kaya biasanya, gak banyak yang terucap. Entah gue yang berusaha buat nggak memberi harapan lebih ke Juna, entah pula karena Juna lagi berusaha buat nahan biar harapan itu gak muncul ke permukaan.

Dua dua nya salah tapi benar di saat yang bersamaan.

Bahkan dengan kepala yang menatap lurus ke arah langit oranye, gue bisa tau kalo tatapan Juna lurus tertuju ke gue.

"Jun, sunsetnya cantik banget. Coba lihat deh."

"Setelah aku pikir pikir," katanya sambil memutar kepala jadi menatap ke arah sunset, "aku ternyata nggak sesuka itu ke sunset. Suka tapi gak sebesar rasa suka yang aku pikir selama ini."

"Hm, bisa jadi."

Hening beberapa detik sebelum Juna liatin gue lagi, "Gue mau ngomong sesuatu."

Gue nahan napas untuk sekilas sebelum beraniin diri buat balas tatapan Juna, "Gue juga punya satu hal yang mau gue omongin."

"Lo duluan."

"Enggak," Gue gelengin kepala pelan, "gue mau tau apa yang lo mau omongin ke gue."

Gue bisa liat Juna senyum tipis sambil bikin gestur seolah oleh tangannya lagi menangkup matahari yang tinggal separuhnya terlihat dari atas gedung.

"Mataharinya cantik, oranye yang manis sekali, sayangnya sebentar lagi hilang."

Gue udah tau arah percakapan Juna. Tapi memberi laki laki di sebelah gue ini kesempatan buat nyampein apa yang dia rasain ini bukan dosa. Biar lah dia ngelepasin apa yang selama ini dia tahan.

Juna narik lagi tangannya dan ngeraih tangan gue untuk di genggam. Pun gue gak berusaha buat ngelepasin diri. "Persis kaya perempuan hebat yang ada di sebelah gue ini."

"Jun--"

"--gue belum selesai, Alea." Potong Juna tegas, "Gue gak sesuka itu lagi sama matahari ataupun sunset setelah gue ketemu elo. Gue suka elo. Dan itu di atas kadar suka gue ke matahari oranye yang barusan kita lihat."

Satu persatu lampu rumah, toko, jalan maupun kendaraan yang lalu lalang terlihat. Mengganti semburat oranye yang tadinya kami nikmati.

Juna masih menatap lurus ke arah langit kosong, "Kalau waktu itu orang, kesempatan itu orang, kebodohan itu orang, kalo perasaan itu orang, gue bakal ajak berantem kayanya, buat balas pertanyaan pertanyaan yang gak dia kasih jawaban sampai detik ini."

Troubling the CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang