Satu Malam di Jalanan Jogja

5K 1.5K 322
                                    

i love you,
In a form i won't show to my lover
In a form i might show to my lover
In a form of bestfriend

In a form only you and I decide,
Is it this kind or that kind of love.

-Troubling the Cupid-
.
.
.

Jam di pergelangan tangan baru nunjukin jam sepuluh lewat tiga menit dan gue udah sampai di perhentian kedua kami.

Masih dalam agenda menemani Jae yang patah hati keliling Jogja.

Untuk perihal Abah dan Mami nya, rasanya terlalu privasi untuk gue ceritain ke orang lain. Jae milih cerita ke gue berarti dia percaya ke gue, dan gua gak sebodoh itu buat sia siain kepercayaannya itu.

Tempat kedua yang kami singgahi gak lain dan gak bukan, Alun alun kidul. Alun alun ini selalu rame dan malam ini juga. Gue sama Jae milih buat markirin motornya di parkiran dekat pintu masuk; biar gampang nanti kalo mau cari.

"Gue mau coba lewat beringin."

Jae ngerutin keningnya, "Lo gak bosen tiap kesini mau nyoba ngelewatin itu mulu?"

Gue ngegeleng sambil senyum lebar, "Hari ini gue punya wish yang beda dari biasanya."

"Emang biasanya apa?"

"Semoga Bapak bahagia, semoga Ibuk bahagia, Semoga Bang awan bahagia dan semoga semua orang bahagia."

Jae senyum tipis, "Terus lo gak berdoa minta biar lo juga bahagia?"

"Gue mah segini aja cukup, gak perlu lah bahagia bahagia amat. Asal gak sedih berkepanjangan aja."

"Egois ke diri sendiri tuh penting, Le."

"Ntar aja kalo pengen."

"Emang lo mau berharap apa kali ini?"

"Rahasia dong."

Jae jalan duluan, mimpin jalan buat ke sisi lain alun alun. Ya walaupun berapa kali ke-distract cewe cewe bule; turis di kota jogja itu banyak. akhirnya kita berdiri tepat di depan lorong yang membentang diantara dua beringin kembar.

Mitosnya, siapa yang bisa melintas jalan diantara dua beringin kembar ini sambil menutup mata, maka apapun itu hajatnya akan terkabul.

"Gue duluan atau lo duluan?"

Jae ngegeleng pelan, "Lo aja, gue gak minat main ginian."

"Oh, yaudah." Jawab gue sambil masang kain kecil di mata, "Lo pastiin gue gak nyasar kejauhan ya?"

"He-em."

"Bismillah, semoga bisa."

Untuk beberapa saat, gue cuma bisa ngedengerin ramainya alun alun, diselingi dengan suara Jae sesekali. Dia berusaha buat ngebuka jalan biar gue gak nabrak orang lain.

"Udah Le."

"..cepet banget?"

Jae melepas ikatan mata gue dari belakang, "Tuh, udah kan?"

Troubling the CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang