1. Semangat Lila!

28 3 0
                                    

Happy Reading❤️❤️❤️

1. Semangat Lila!

Setiap pagi biasanya seorang ibu  menyiapkan bekal untuk anaknya tapi tidak dengan Kalila. Semenjak Neneknya telah tiada membuat ia benar benar tak di urus. Tiap pagi ia hanya bisa melihat orang tuanyan dengan adiknya itu makan bersama. Ya, hanya melihat dan dilarang keras oleh Papa nya jika ia bergabung ke meja makan.

Melihat adiknya Leta yang sedang duduk manis dengan Mama Papa nya membuat hatinya teriris. Kapan ia juga disana?.

"Eh. Neng Lila" sapa ART yang lewat di depannya.

"Bi Laras"

"Neng Lila mau makan? Bibi udah masak kesukaan Neng Lila"

"Gak usah Bi, Lila makan di kantin aja" ujarnya sopan.

"Udah di kasi makan gak mau" sindir Mama nya di meja makan.

"Lo punya duit La? Gayaan banget makan di kantin" ucap Leta ikut ikutan.

"Dapet duit kan dari Neneknya. Kesayangan gitu" sahut Papa nya membuat Lila merasa terpojokkan.

Salahkah ia bila ia ingin cepat pergi dari rumah? Rumah yang ia harapkan menjadi rumah yang nyaman untuk keluarga kecilnya, tapi nyatanya itu hanya bunga tidur yang mungkin tidak akan terjadi.

Bi Laras terdiam mendengar ucapan ucapan dari nyonya dam tuannya serta adiknya. Meskipun ia sudah mendengar ini setiap hari tidak bisakah mereka menyayangi Lila?

"Lila pamit dulu ya, Bi"

"Neng Lila ada uang bekal gak? Ini Bi Laras ada"

"Gak usah Bi" tolaknya, "Lila ada kok sisa kemarin" ujarnya lagi lalu pamit melangkah pergi keluar rumah.

Mungkin Lila bersyukur kedua orang tuanya masih hidup dan lengkap. Tapi kasih sayang, perhatian itulah yang tak ia dapatkan. Semenjak Neneknya tiada, rumah itu bagaikan neraka. Semakin hari setelah pemakaman Neneknya, orangtua dam adiknya makin membenci nya. Sudah dari lama sih, mereka membenci Lila. Tapi tidak menunjukkan secara terang terangan di depan Neneknya. Semenjak Neneknya terkena penyakit jantung dan gangguan jiwa karena suatu hal membuat  mereka makin menunjukkan rasa bencinya.

Hanya Nenek dan ART rumahnya yang sangat peduli dengannya. Bahkan tak jarang jika mereka mendapat gaji, mereka menyisihkan uangnya untuk Lila. Tapi kini, Neneknya telah pergi meninggalkan Lila sendirian menghadapi kebencian keluarga kecilnya.

Waktu menunjukkan masih pagi dan kebiasaan Lila sebelum menuju ke sekolahnya ia menuju makam Neneknya. Melepaskan segala keluh kesahnya dan tekanan batinnya menghadapi kejamnya dunia.

"Nenek apa kabar? Gak kangen Lila?"

"Lila kangen banget sama Nenek" lirihnya sambil mengusap nisan yang tertera nama Neneknya. "Lila bingung, kenapa mereka benci Lila?"

"Nenek bilang mereka sebenarnya sayang Lila, tapi Lila gak pernah ngerasain itu Nek"

Ia terdiam mengadahkan kepalanya sebentar menarik nafasnya lalu menatap nisan itu lagi, "Lila tau dari Bi Laras. Dari kecil Lila gak dikasi asi sama Mama kan Nek? Nenek bilang Lila waktu bayi lucu banget, tapi kenapa mereka gak mau nyentuh Lila Nek? Bahkan Mama gak kasih asi buat Lila" isaknya semakin keras.

"Tante Aira kan yang kasih Lila asi, Nek? Padahal beliau punya anak tapi Lila lebih di prioritasin? Iya kan Nek? Gakpapa Nenek gak bilang ke Lila. Nenek tunggu Lila ya? Lila secepatnya nyusul Nenek"

Hembusan angin pagi menerpa wajahnya membuat ia sedikit tenang. Bercerita dengan Neneknya itu membuatnya sedikit melupakan kejadian pagi tadi. Meskipun Neneknya tak akan bisa menjawabnya, ia sudah cukup tenang yang penting bisa menceritakan pada Neneknya saja sudah lega.

You And I (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang