Olimpiade

2 1 0
                                    

Amel segera mengajak Gisel yang baru turun dari mobil menuju ke lapangan untuk bersiap melakukan olimpiade. Olimpiade antar sekolah tahun ini memang diadakan di SMA Cakrawala.

"Kita pokoknya harus kerjasama! Biar kita bisa keliatan akrab supaya menang kategori pasangan terakrab!" kata Amel.

"Siap ibu negara!" ucap Ken.

"Bagi seluruh peserta olimpiade diharap memasuki ruangan yang sudah ditentukan!" kata seorang MC.

"Ayo Kenzio cepetan!"

"Iya iya sabar dikit napa!"

***

Amel dan Ken memasuki kelas yang telah ditentukan.

"Kita tunggu sebentar lagi ya! Waktu mengerjakan dimulai jam 08.00 dan selesai pukul 10.00 dan akan dilanjutkan lomba cerdas cermat, lomba basket putra dan lomba chearsleaders putri besok." ucap guru pengawas olimpiade.

'Waktu mengerjakan soal telah dimulai! Kerjakan dengan jujur dan jangan lupa berdoa!'

suara bel dimulainya olimpiade telah dibunyikan. Para guru pengawas segera membagikan selembar kertas yang berisi soal sains dan matematika.

'Moga aja soalnya mudah karena gue udah belajar tekun  semalem.' batin Amel.

Amel pun melihat soal lalu mulai mengerjakan soal itu. Amel sangat bersyukur karena soal yang ia kerjakan sesuai dengan batas kemampuannya.

***
Waktu mengerjakan soal olimpiade kurang 10 menit. Kini Amel telah selesai menjawab semua soal. Amel melihat seorang pria yang duduk di sebelahnya. Ya orang itu adalah 'Ken'. Amel melihat Ken merasa kesulitan menjawab soal-soal olimpiade.

"Ssttt..." gumam Amel dengan suara yang pelan.

"Apa?" tanya Kenzio yang membalas Amel dengan suara pelan.

"Lo kesusahan ya?" tanya Amel.

"Enggak kok!"

"Serius?"

"Iya! Tenang aja kok! Gue cuma lagi mikir."

"Ohh" kata Amel singkat.

***
'Waktu mengerjakan telah selesai!' suara bel telah berbunyi.

Semua siswa mengumpulkan hasil jawaban mereka kepada guru pengawas. Lalu mereka keluar kelas.

"Habis ini lo mau kemana?" tanya Kenzio.

"Mau ke kelas lah! Sekarang kan waktunya olahraga!" jawab Amel.

"Lo seneng olahraga ya?" tanya Kenzio.

"Aslinya sih gue rada males! Karena ada 2 pengacau yang sering gangguin gue pas olahraga! Untung aja yang satu udah tobat jadi tinggal ngurusin 1 anak lagi!" jawab Amel dengan nada sebal.

"Nasib jadi orang famous." gurau Kenzio.

"Oh iya gue baru inget kalo gue sekarang pelajaran BK! Harus cepet-cepet nih! Gue cabut dulu!" ucap Kenzio sambil berlari meninggalkan Amel.

***
"Anak-anak hari ini kelas 12 cemara dan mentari akan saya gabung dengan kelas 11 venus. Karena hari ini Bu Lidya absen! Jadi yang kelas 12 harap hormati murid kelas 11 dan kelas 11 harus mengikuti materi olahraga yang saya berikan paham!" kata Pak Susilo.

"Siap pak!" ucap para murid serempak.

"Sekarang kalian semua pemanasan lari 3 putaran keliling lapangan!" suruh Pak Susilo.

"Eh Mel lihat deh! Itu kan Jevan!" kata Gisel sambil menunjuk ke arah Jevan.

"Iya tuh! Wih kesempatan nih buat pepet Jevan dan ngomporin Niko!" ucap gisel sambil menaikkan salah satu sudut alisnya.

"Pepet tros! Tapi nanti kalo Akmal ikut cemburu gimana! Bahaya Mel!" kata Gisel.

"Tenang aja kali!" ucap Amel.

"Hari ini materi olahraga saya bebaskan! Jadi silahkan kalian olahraga apa aja semau kalian karena tensi saya tinggi jadi saya harus istirahat! Silahkan kalian olahraga!" pesan Pak Susilo.

"Baik pak!" seru seluruh siswa bersamaan.

'Widih! Kesempatan nih mumpung olahraganya bebas!" batin Amel.

Amel merapikan bajunya yang berantakan itu lalu ia berjalan menuju kerumunan pria yang sedang olahraga. Ia ingin mendekati Jevan demi menjalankan misinya.

"Mel lo mau ngapain sih!" ucap Gisel sambil menarik tangan Amel.

"Udah lo nurut aja! Ini tuh demi Jevan!" kata Amel sambil terus berjalan.

"Haduh! Gue punya temen kok gini banget ya! Awas aja kalo misi lo gak berhasil dan cuma bawa malu Mel!" gumam Gisel sambil menepuk jidat.

"Hai! Kamu Jevan kan?" sapa Amel.

Jevan hanya fokus berbicara dengan teman-temannya dan ia tak memperdulikan Amel yang ada di sebelahnya.

"Jevan!" ucap Amel samvil menepuk bahu Jevan.

"Lo siapa? Gue gak kenal sama lo!" kata Jevan.

"Kenalin gue Amelia Nayara Scarlet panggil aja Amel gue siswi kelas 12 cemara." kata Amel sambil tersenyum.

"Oh!" ucap Jevan singkat tanpa melihat Amel.

Karena Amel merasa tidak diperdulikan oleh Jevan, Amel pun pergi meninggalkan Jevan dan teman-temannya.

"Tuh kan apa Gisel bilang! Rencana si tuan putri untuk mengejar cinta pangeran akan gagal!" sindir Gisel.

"Iya iya gue percaya deh! Ikut gue ke kantin yuk Sel!" ajak Amel.

***

Ketika sampai di kantin Gisel dan Amel melihat Jevan dan teman-temannya yang sudah terlebih dahulu sampai.

"Wih ketemu lagi nih!" gurau Gisel.

"Gue tunggu disini aja ya Mel!"

"Hm!"

Amel tidak peduli dengan omongan sahabatnya itu. Ia terus berjalan ke arah warung Koh Wan untuk membeli es teh. Tanpa ia sadari Jevan juga berada di warung yang sama.

"Nih ya Koh uangnya!" kata Amel sambil memberikan sejumlah uang untuk dibayarkan.

Setelah membayar ia mengambil es batu. Amel tidak menyadari bahwa disampingnya ada seorang lelaki yang ia incar. Lelaki itu tidak lain adalah Jevan. Ketika ia mengambil sebongkah es batu, ia terkejut karena memegang tangan Jevan. Amel pun menatap Jevan dan Jevan membalas tatapan Amel. Kini mereka berdua saling bertatapan.

"Ih Amel mana sih kok lama banget! Cuma beli es teh doang sejam! Gue samperin aja kali ya!" gumam Gisel sambil berjalan mencari keberadaan sahabatnya itu.

"Cie.... Pandangan pertama awal aku berjumpa!" goda Gisel ketika melihat Amel dan Jevan sedang bertatapan.

Jevan pun langsung mengambil sebongkah es batu lalu ia masukkan ke dalam plastik yang berisi jus dan ia langsung pergi karena ia tidak ingin berurusan dengan dua wanita itu.

"Ekhem.. Ekhem... Ada yang lagi kasmaran nih ye.....!" kata Gisel menggoda Amel.

"Ih apaan sih! Gajelas!" ucap Amel dengan tatapan tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang