Shani harus menahan dirinya. Gadis Jogja itu sangat gemas, tapi cuman bisa menahan diri lewat ekspresi datar yang dia tunjukkan. Kedua tangannya mengepal.
Sayang
"Kenapa Indira?"
Shani menoleh ke orang disampingnya lalu menggelengkan kepalanya. Seseorang itu terkekeh.
"Biar kutebak. Pasti Gracia."
Shani menahan nafasnya sejenak mendengar gadisnya di sebut oleh orang yang tidak lain ialah Desy. Seseorang yang kata Gracia merupakan salah satu orang yang 'berperan penting' dalam hidupnya. Tidak ada gunanya menyembunyikan lagi, Shani menggaguk lemah.
Desy tersenyum lebar, lalu menepuk pundak Shani seolah menguatkan. "Jangan khawatir. Sejauh apapun Gracia pergi, dia bakal pulang ke rumahnya."
Desy menatap Shani yakin. "Aku gak tau."
"Jangan raguin dia."
_____
"Eh, eh! Shan!"
Gracia menatap heran seseorang yang sekarang menindihnya."Kamu kenapa Ci?"
Shani tidak menjawab, tetapi menelusupkan wajahnya di leher Gracia yang berbau candu.
"Aku gak suka." Lirih Shani sembari mengecup ringan leher Gracia, membuat sensasi geli tersendiri untuk gadisnya.
Gracia memeluk tubuh jangkung Shani yang tidak bertumpun seluruhnya padanya, mengusap punggung tegap itu.
"Gak suka kenapa. Kamu bisa cerita sama aku. Inget jangan di pendem, okay?!'
Shani mengangguk ringan.
"Aku gak suka kamu berinteraksi sama orang lain. Aku gak suka kalau milikku diliatin orang lain. Aku engga suka, Gre.... karena kamu milikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody That I Used To Know
Short Story".....Somebody that i used to know." DONT READ IF YOU'RE NOT COMPORTABLE