[🍉] Junew ; Pécheur

600 63 8
                                    

Maaf ngasih notif tengah malem^^
Banyak typo ya maklum, udah malem gamau nyusahin orang:)

❝ Jika Iblis bisa melakukan kebenaran, maka Malaikat pun bisa melakukan kesalahan. ❞

💫💫💫

Seorang lelaki terlihat sedang berlari dengan kencang. Sesekali menoleh ke belakang, memastikan bahwa orang itu sudah tak mengejarnya lagi. Tak lama senyumnya mengembang kala tak melihat siapapun di belakangnya. Yang artinya, orang itu sudah tak mengejarnya.

Lelaki cantik itu berhenti di depan toko yang sudah tutup, mengingat waktu kini menunjukkan tengah malam. Ia bertumpu pada lututnya seraya mengatur nafasnya yang tersenggal.

"Huh, melelahkan..." Gumamnya pelan.

Ia sedikit melirik kebelakang, kemudian menghela nafas kasar dan mengernyit kesal. "Ah Choi Chanhee, kalau Moirai tau sayapmu patah, kau akan di gantung hidup-hidup."

Lelaki itu, Choi Chanhee, memejamkan mata menahan amarah. Kalau saja ia tak bertemu dengan orang itu, mungkin sayap indahnya tak akan patah.

Manik merah muda itu menatap ngeri kearah sayapnya. Dimana sisi kanan sayap emas itu patah dan sebagian hangus terbakar, sedangkan bagian kiri hanya kehilangan beberapa helai bulu.

"Astaga, rasanya aku ingin mati abadi saja."

"Kau tak boleh mati dulu sebelum menikah denganku!"

Seruan dari arah depan membuat Chanhee terlonjak kaget. Sesosok lelaki berbadan jangkung dengan sayap merah bara dan taring yang mengintip dari balik bibirnya. Sosok itu menatapnya tajam seolah menghipnotis Chanhee.

"L-lee Juyeon..." Cicitnya takut. Perlahan, Chanhee memundurkan dirinya masuk kedalam gang kecil di sebelah toko itu.

Sosok itu tersenyum miring dan semakin melangkah maju. "Mundurlah terus, baby. Lagian kau tak akan bisa kabur dariku lagi, dan maaf soal sayap cantikmu yang terbakar,"

"Y-yah jangan mendekat!"

Juyeon menatap remeh malaikat cantik itu. Ia mengulurkan tangannya ke samping, dan tak lama sebuah layar hologram muncul. Chanhee mengernyit bingung, apa maksudnya.

"Pilih mana, kau menikah dengan ku atau..."

Juyeon menggantung ucapannya. Bibir lelaki itu seperti mengucapkan sebuah mantra, sedetik kemudian layar hologram itu menampilkan sebuah vidio yang membuat Chanhee kalut setengah mati.

"... Moirai mu mati di tanganku."

Chanhee jatuh terduduk, matanya memanas. Pasalnya, di layar hologram itu, menampilkan sebuah singgasana mewah yang sudah hancur dan sesosok pria cantik berbaju mewah tengah terikat sambil menangis dan menatap Chanhee dengan pandangan sayu.

"M-moirai..." Gumamnya setelah mematung beberapa saat.

Juyeon yang melihat itu menjadi kesal lantaran Chanhee mengulur waktunya. Matahari hampir terbit, dan artinya ia bisa saja dikalahkan oleh Chanhee.

"Cepat pilih atau Baekhyun kalian ku bunuh sekarang dan kau tak memiliki pilihan lain," Gertaknya lagi.

Baekhyun, sosok yang diikat itu mengangguk rusuh mengisyaratkan Chanhee agar memilihnya untuk mati.

"Jangan menikah dengannya, Chanhee-ah. Bunuh saja aku, tak apa, memang sudah waktunya aku pergi." Ujar Baekhyun tersenyum lembut.

"T-tapi-"

Ucapan Chanhee terpotong saat Baekhyun menggumamkan suatu kata yang hanya dipahami oleng bangsa Fairy dan Angel. Dan setelahnya, Chanhee memberanikan diri menatap Juyeon tajam.

[2] Quasi Una Fantasia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang