Ia biasa dipanggil Elis oleh ibunya, Seli oleh teman sebaya dan acap kali tukang sayur keliling meneriaki namanya, Eli.
Nama lengkapnya Elismar, nama yang disematkan oleh ayah yang tak pernah ia temui secara langsung. Jika rindu berat, ia akan menatap pigura foto kusam ayah dan mendengarkan cerita dari ibu.
Ia tak sedih. Karna setiap malam ingin tidur, ia merasa sesuatu mendekapnya dari jauh, membelai rambut ikal mayangnya, dan memberi perlindungan. "Jangan sedih, Allah bersamamu"
Elis seperti mutiara yang diamanahkan Allah untuk digosok, kembang yang mekar di taman firdaus. Semua orang di desa sadar, Elis adalah jembatan reformasi bagi ibunya setelah kematian sang ayah. Penyemangat hidup.
Saat berbaris pada upacara bendera sekolah, Elis terlihat begitu mungil dibanding anak-anak lain seusianya. Sejak umur setahun jarang mengecap asi karna keadaan ibu yang sakit-sakitan.
Berbeda dengan anak lainya yang pilih-pilih makanan, Elis tak pernah diberi kesempatan untuk memilih. Tapi ia memakan dengan lahap masakan ibunya meski cuma dengan lauk tempe atau minyak garam sekalipun.
Sedari kecil tubuh Elis tak pernah mengenal pakaian mewah, tak pernah punya boneka barbie. Maka tak aneh, tak terdapat sedikit pun jubah kesombongan yang melekat padanya.
Ketika orang tua lain mendandani anaknya bak cinderella dan di manja-manja. Ibu Elis mengenggam tangannya setiap pagi, riang pergi ke sawah tanpa alas kaki atau berkutat dengan perkakas dapur ibunya.
Jika pagi hingga siang ia menemani sang ibu, sore dan malam Elis asik belajar. Menjahit di balai desa dan mengaji di musholla.
Elis memang lahir dari keluarga miskin, tapi hatinya jauh dari kata sempit. Jarang pula ia mengeluhkan nasibnya. Baginya segala hal patut disyukuri.
Kini, ia berdiri dengan gemetar, kesempatan yang tak pernah dibayanginya terhampar luas di depan mata. Hatinya tak berhenti mengucap al-Fatihah. Baginya surat itu adalah penguat jiwa.
Tak pernah ia ingat kapan pertama kali menghafal surah tersebut. Tapi diantara ayat suci yang di hafalnya, al-Fatihah-lah yang paling kuat dan menguatkan setiap langkahnya.
"ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm"
...........
KAMU SEDANG MEMBACA
Elis Bercerita [ Hijrah, Dakwah Dan Hikmah]
Historia CortaELIS BERCERITA [HIJRAH, DAKWAH DAN HIKMAH] Perihal seorang ELIS dan kehidupan sehari-harinya yang begitu bersahabat dengan ayat-ayat Allah S.W.T bukan maksud berkhotbah sih, cuma buat reminder aja. karena sebenarnya aku ciut, gak bernyali mencerita...