5. Sayap yang Terentang

1.2K 123 2
                                    

Aku dan Hasan menemui lilik Marwan. Kami memutuskan berbicara serius dengan beliau demi masa depan kami. Lilik menyetujui dan memberikan restunya. Saat Wisuda kami sengaja mengajak lik Marwan tanpa istri dan kedua anaknya yang lain. Lik Marwan nampak bahagia, tangis haru tak bisa berhenti dari kedua matanya.

"Maafin bapak le, maafin lilik nduk. Bapak lemah. Lilik khilaf. Maaf." ucapnya saat memeluk kami yang memakai toga dan piala penghargaan sebagai wisudawan terbaik untuk prodinya.

Lik Marwan kembali ke Jepara seminggu kemudian. Ia berulang kali masih meminta maaf pada kami. Mungkin kejadian saat bu Laras menghina puteranya dan diriku ini begitu membekas di hatinya. Sehingga ia mengijinkan kami untuk berjuang menjadi orang. Orang yang tidak akan dianggap hina lagi.

🍁🍁🍁🍁🍁

Aku membantu Hasan menyiapkan keperluan untuk S2-nya. Seminggu lagi dia berangkat. Untungnya kami orang yang hemat. Uang beasiswa kami benar-benar kami gunakan sehemat mungkin sehingga kami masih punya sedikit simpanan untuk menunjang hidup beberapa bulan kedepan.

Ditambah lagi sedikit 'warisan' dari Eyang puteri yang masih bisa beliau selamatkan terutama dari tangan lik Mirna. Bahkan lik Marwan saja tidak tahu.

"Ingat ya, selalu hubungi aku. Misal aku ganti nomer tapi email, ig, fb aku gak pernah ganti." ucapnya saat kami berada di bandara Adi Sucipto Jogja.

"Tenang. Akun somedku juga gak pernah ganti kok. Paling gak tahu kapan bukanya hehehe." Hasan mengusap ujung kerudungku dan kami berpelukan.

"Aku bakalan kangen sama cerewetmu. Kangen debat dan gelut sama kamu."

"Sama. Aku juga bakalan kangen sama kekonyolan kamu. Hati-hati ya. Kalau kepincut perawan Malaysia jangan lupa aku di beliin tiket buat kesana."

"Oke."

Akhirnya kami berpisah. Selamat tinggal saudaraku. Mari kita songsong masa depan kita. Mari kita rentangkan sayap kita yang sudah lama terikat.

Ketika pesawat yang ditumpangi Hasan sudah lepas landas aku memilih menuju ke area foodcourt dan memesan fried chicken karena satu jam lagi aku juga harus naik kereta menuju Purwokerto.

Aku memutuskan akan merentangkan sayapku dan terbang kesana. Ke tempat sahabat ibuku. Di pondok Al Hikam.

4. Pelabuhan Terakhir (Novel Dan Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang