6 | Tranquility

387 119 18
                                    




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ 




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ 




Perjalanan mereka rupanya tak berhenti sampai di sana. Jarak antara lahan parkir dan pusat informasi taman nasional memakan waktu lima menit dan baru saja Tuan Lee berkata bahwa mereka akan berkemah di Baekdam. Letaknya dekat ranger station yang lumayan berjarak dari lokasi mereka.

Patung beruang hitam yang menjadi representasi Taman Nasional Seoraksan itu menyambut kedatangan mereka. Sewaktu berhenti di papan informasi dekat kantor pusat taman nasional, (y/n) juga sempat mencermati jarak masing-masing tempat. Gadis itu mendapati bahwa Baekdam masih sekitar dua kilometer lagi. Tidak ada pilihan selain pakai kaki, walaupun sang ayah masih punya wewenang di setiap kawasan konservasi.

Dengan tas carrier berkapasitas empat puluh liter yang melekat di punggung, (y/n) berjalan mengikuti rombongan keluarganya. Yang dibawa gadis itu hanya perlengkapan pribadi ditambah kantong hasil berbelanja di rest area. Minho dan Felix diberi tugas lebih untuk membawa tenda dan peralatan lain. Kedua orang tua mereka berjalan di paling depan, membawa suplai dan kebutuhan pribadi masing-masing. Tidak ada pembicaraan yang berlangsung demi menghemat napas dan energi.

Kelimanya terus berjalan tanpa henti, sambil menikmati pemandangan yang disuguhi oleh Taman Nasional Seoraksan. Mereka sempat melewati beberapa lembah, kuil, dan jembatan yang menghubungi Outer Seorak dan Inner Seorak, terpisah oleh aliran sungai berbatu di bawahnya.

Omong-omong, minggu kemarin sang ibu membelikannya perlengkapan hiking. Termasuk sepatu yang dipakainya detik ini, sebab (y/n) belum pernah mendaki. Amat disayangkan karena rupanya bobot hiking shoes lebih berat dari sepatu biasa. Jadi, kurang terasa nyaman jika dipakai untuk berjalan jauh di luar rute pendakian. Konyol jika (y/n) menggantinya dengan sandal jepit di dalam tas. 

Tahu begini gue bawa sneakers, batin gadis itu.

"Okay, stop dulu."

Suara sang ayah memecah keheningan, berhasil membuat langkah mereka terhenti sempurna. Terdengar embusan napas lega dari anak-anaknya karena sang ayah yang memberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak.

"Ada yang sakit, barangkali kram?"

Seluruhnya menggeleng. Lantas yang paling bungsu menjawab, "No, Dad."

Untouched • Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang