3 | Leaving The Nest

418 139 15
                                    




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ 




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ 




"Yang jadi masalah, Dad nggak bilang mau ngajak sekeluarga camping sekaligus hiking termasuk aku! Dad jelas-jelas tahu kalau wilayah konservasi itu banyak satwa liar, kenapa masih ambil risiko?"

"Semuanya udah sepakat dan Mom juga memutuskan untuk ikut. Dad bisa jamin acara kita aman terkendali. Toh, banyak petugas yang tinggal di konservasi selama bertahun-tahun. Belum pernah ada berita petugas dimakan beruang, tuh."

(Y/n) menatap nyalang lelaki paruh baya di hadapannya, "Nggak, nggak. Pokoknya aku jaga rumah. Titik, nggak terima konfrontasi."

Empat sosok yang terikat dalam hubungan kekeluargaan itu masih melalui perdebatan alot di ruang tamu. Satu-satunya putri yang terlahir dari keluarga Lee itu membantah keputusan yang dibuat berdasarkan voting. Empat lawan satu.

"Jangan bandel. Kamu ini masih muda, harus main di alam bebas. Nggak bosan apa tiap hari makan debu di kota?"

"Nggak."

"Siapa tahu dia mau bawa cowoknya ke sini pas kita camping, Dad. Makanya dia nolak harga mati."

Suara yang berasal dari anak tangga itu menginterupsi di tengah-tengah perdebatan mereka, hampir membuat orang yang dimaksud naik darah. Itu Minho, putra sulung keluarga Lee yang tampaknya baru saja bangun dari tidur siangnya gara-gara mendengar keributan dari bawah.

"Oh, begitu? Memang ada cowok yang naksir sama (y/n)?" sang ibu menimpali.

"Mom, please! Abang mulutnya bau naga, jangan banyak omong!"

Minho menempati sofa kosong tepat di sebelah (y/n) dan merangkul sang adik dari samping, "Menyerah saja, wahai pembangkang."

"Maaf, (y/n). Kamu tetap harus ikut, karena Mom nggak bakal ninggalin uang dan stok makanan buat kamu selama ditinggal nanti."

Rupanya, perkataan Nyonya Lee yang lebih terdengar seperti ancaman itu sukses membuat (y/n) tak berkutik. Dari raut wajah terlihat jelas bahwa (y/n) masih ingin protes. Namun, beda cerita kalau dari segi pertimbangan. Apalagi sang ibu memang tipikal orang tua yang lembut, namun tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Untouched • Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang