17 | You, Me, and The Stars

198 89 25
                                    




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ 




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ 




"Jangan, jangan ...."

Lee (Y/n) terus-terusan menggeleng. Telapak tangannya dibawa untuk membekap mulutnya sendiri dalam rangka menahan tangis yang akan pecah. Langkahnya gamang, seolah ada yang mencegahnya untuk datang kepada sosok yang lumayan berjasa dalam hidupnya di hari-hari belakangan. Si beruang jelek memilih mundur dan pergi—entah ke mana—dengan sisa tenaganya. Yang jelas, (y/n) tidak ingin tahu. Lebih penting dia mengurusi Changbin yang nyaris hilang kesadaran.

Gadis itu berjongkok di samping Changbin yang kini terbaring dan bersimbah darah. Luka bekas cakaran dan gigitan menganga pada bagian punggung serta kaki depannya. Begitu kentara, menunjukkan bahwa Changbin sedang tidak baik-baik saja. Ada tarikan napas putus-putus yang keluar dari rongga hangat sang hewan, bersama dengan iris kekuningan yang terlihat bersusah payah untuk sekadar dibuka.

"Oi, Changbin!"

Pemandangan menyakitkan itu lantas membuat rusuk (y/n) seolah dipatahkan dan runtuh menjadi kepingan tulang. Tangan mungilnya berusaha meraih wajah Changbin dalam wujud hewan, sekali-kali membelai kedua telinga hitam yang kini terkulai lemah. Seharusnya telinga itu bergerak gelisah dan menunjukkan rasa tidak nyaman, kan?

"Oh God ... breathe slowly. Jangan tewas dulu!"

Kembali (y/n) mencoba untuk memberi tamparan-tamparan kecil pada wajah sang siluman. Tidak mungkin dia membopong tubuh seukuran raksasa ini ke dalam kuil. Tidak mungkin juga dia langsung membalut luka-lukanya dengan plester atau kasa tanpa dibersihkan. Susah payah gadis itu memutar otak, mencari cara terbaik dalam kepanikan untuk mengatasi permasalahan ini. Sebab, hanya mereka berdua yang benar-benar hidup di tempat ini.

Walau (y/n) kebingungan setengah mati, empatinya masih bekerja dengan sangat baik. Keringat dingin perlahan terjun bebas pada dahinya, namun (y/n) tetap mencoba untuk duduk tenang. Kepala macan itu dibawanya di atas pangkuan untuk dibelai penuh sayang. Hitung-hitung mengalihkan sakit yang diderita, sekaligus menumpukan sedikit harapan. Tas carrier miliknya diturunkan ke tanah. Semua itu dia lakukan hanya untuk mendapati Changbin yang tidak lagi merespons dan ritme napas yang kian lemah.

Untouched • Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang