Darenia Lauren - 6

6 0 0
                                    

Happy reading guys~~

Sejak kepulangan kami, aku dan Ayah dari menghabiskan waktu di luar, lebih menyenangkan aku tepatnya. Dari ekspresi Ibu yang kulihat tampak biasa saja. Aku cukup senang. Yang penting Ayah menambah waktunya satu hari lagi di rumah saja sudah merasa puas bisa bersama Ayah walaupun nggak seharian.

Benar kan kata orang bijak, kalau anak perempuan itu pasti lebih dekat dengan Ayahnya. Jadi nggak salah bagi anak perempuan cinta pertamanya itu adalah Ayahnya sendiri.

Ibu dan Kakak turut senang dengan apa yang aku pilihkan untuk mereka berdua. Jelas aku bersenang-senang bukan hanya memikirkan diri sendiri saja. Tapi, aku juga ingat Ibu dan Kakak di rumah.

Aku langsung masuk ke kamar mengaktifkan ponselku dan banyak notifikasi pesan yang masuk di sana. Ku buka salah satunya yang cukup banyak menyita atensiku.

Grup kelas

Nina : woyy, tugas banyak bingits nih!?

Karen : angkat tangan dulu deh, ya nggak? Sambil pinggul di goyang.

Malik : Maths kelompok que mana? Kalian muncul dong? Biar kelar nih? Buruan

Nina : Malik. Gue boleh tukeran nggak sama salah satu kelompok lo?

Malik : Kelompok lo kan udah ada, ya nggak bisa ganti dong?

Nina : Ish ... Bisa dong ya?

Rino : Bilang aja lo mau deket ama si juru kunci neraka, mau bikin dosa lo ya, ahahaha...

Rini : Hush!!!

Shinta : Aku kelompok maths kamu Lik, kapan mau di kerjain, soalnya lagi kerjain English noh, banyak banget.

Rino : weww ... Ayang beb Shinta. Mau di bantuin nggak. Sini? Nanti di kasih bonus plus-plus.

Shinta : Nyimak!!

Karen : Up

Wildan : Down

Kinan : Kalian gaje semua!!

Aruni : Kin, kita satu kelompok Maths dan English kan? Kapan mau di kerjain? Gue agak sibuk nih, biasa bantuin nyokap bikin kue.

Rino : Mauuu donk Runi syantik.

Wildan : Anter ke rumahku ya Run, hehehe

Malik : Nggak salah pilih calon nie gue. Yang, nanti aku ke rumah ya abis nugas. Love you

Aruni : Apa sih kamu Malik?

Mario : Hatiku retak nih. Lik, jangan pacaran di sini. Bikin group sendiri sana, heran deh!!

Malik : Situ sirik!! Cari pacar dong, buka lowongan tuh gede-gede biar orang tahu situ lagi sendirian

Rino : Kode keras coyyy!!!

Kinan : Aruni, kita English satu kelompok sama ayang bebeb lo. Tanyain sama dia kapan mau di kerjain? Banyak banget soalnya. Lebih parah dari Maths.

Malik : Aruni sayang, setelah nugas Maths kelar. Aku otw ke rumah kamu, jadi yang kelompok English sekitar jam 3 sudah di rumah Bebeb Aruni ok.

Anton : Duh, enak banget yang pacaran. Bisa bareng-bareng. Iri nih!! Nina kita satu kelompok. Kerjain di rumah aku aja ya, mumpung sepi nih Nin.

Wildan : Perasaan gue tugasnya kelompok deh, kenapa jadi berdua doang sih? Anton, anak orang lo jangan apa-apain!

Anton : Sirik tanda tak mampu.

Nina : Kapan sih kita deket? Ngarep banget kamu.

Rino : Mampus ...

Wildan : Mampus 2

Mario : Mampos 3

Nisya : Teman-teman, aku masuk kelompok mana ya untuk Maths dan English, tadi nggak sempet liat, ke hapus gitu.

Rino : Masuk kelompok gue aja, Sya. Nanti si Wildan gue keluarin, gampang.

Widan : Eh, gile lo! Sya, kita bikin kelompok sendiri aja yuk? Berdua aja.

Rino : Wahh, kacau. Jangan mau Sya. Dia aja nggak bisa hitung, 1+1 aja hasilnya 4. Hahaha.

Anton : Nis, kamu masuk kelompok aku. Japri karen aja jam berapa mulainya oke. See u Nis.

Mario : Anjay, aku-kamu. Ngacaa woy. Jijay gue.

Karen : Hahaha. Parah lo Mar.

Mario : Ren, jangan singkat-singkat nama gue. Berasa cewek nih!

Malik : Aruni sayang, telepon aku kok nggak di angkat?

Rino : Malik!! Pacaran jangan di sini. Buka lapak sendiri sonoo!!

Mario : Jiwa lajang gue memberontak!!

Malik is typing ...

Aku langsung keluar dan terkikik kecil. Teman-temanku itu benar-benar seru banget. Aku jarang nimbrung sih, rasanya kaku gitu kalau ikutan masuk ke percakapan.

Sebelum beranjak ke meja belajar aku membuka pesan yang masuk belum lama dari Kinan.

"Kita satu kelompok Maths dan English nih Lau. Kalau bisa besok pagi kita selesain Maths dulu baru lanjut English di rumah Aruni ya."

"Oke siap, Kin. Terus apa aja yang perlu aku bawa Kin?"

"Bawa camilan aja Lau. Hehehe. Gak usah. Cukup apa yang nanti kita kerjain aja. Banyak banget soalnya. Kamu udah liat group kelas di bagian atas kan? Tugas yang di kasih guru. Coba deh di buka. Liatnya aja udah puyeng nih kepala. Tiap minggu 2-3 tugas tuh berasa kepala cenat cenut Lau."

"Ya, gimana lagi. Cara guru beda-beda buat asah otak kita."

"Oya gimana dengan flashdisk Kakak kamu? Udah bisa muncul belum datanya? Aku juga nggak ada tekan apa-apa kok Lau. Pas masukin data minggu lalu tuh memang ada file di sana. Tapi, jelas nggak aku buka kok. Beneran deh suer."

"Aku percaya kamu kok Kin. Ini masih terus loading, ikutin saran kamu juga. Nanti ku kabari lagi Oke. Terimakasih ya Kin."

"Yup, masama."

Aku beranjak ke depan Notebook, membuka file kembali. Dan terkejut karena ada satu file saat ku buka. Muncul beberapa file di dalam sana. Penasaran, ku buka satu persatu dan seketika aku memekik tak percaya. Aku menemukan file milik Kakak yang hilang.

Entah hilang atau aku yang kurang niat saat mencari filenya. Aku segera keluar dari kamar untuk menemui Kakak, mengatakan aku berhasil.

Aku mengetuk pintu kamarnya pelan. Dan terdengar suara dehaman dari dalam. Segera ku buka. Menemukan Kakak sedang membaca buku pelajaran. Sepertinya aku dan Kakak nggak jauh beda, walau di rumah. Tetap dapat tugas untuk tambahan nilai.

"Kak, file Kakak udah ku temukan." Kakak menatapku tak percaya. Ya wajar sih, kalau Kakak ragu padaku.

"Sini Kak, kita coba cek dulu," ajakku yang kini di ikuti oleh Kakak dari belakang.

Setibanya di depan Notebook, senyum Kakak mengembang. Berbalik ke arahku.

"Terimakasih." Aku menganggukkan kepala cepat. Nggak sia-sia aku ikuti instruksi dari Kinan.

Kakak langsung beranjak dari kamarku setelah mencabut flashdisk miliknya.

Jangan lupa vote & comment guys

I AM OKAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang