SHUMATSU [END]

Ichi

Welcome to

an original story by rayahuang

____________________________________________

Apa yang kalian ketahui tentang kiamat?

Banyak manusia menafsirkan bahwa kiamat adalah sebutan dari hari dimana berakhirnya seluruh kehidupan. Ada pula kepercayaan yang mengatakan adanya kehidupan setelah kiamat.

Beberapa orang juga beranggapan bahwa kiamat adalah sebuah fiktif belaka.

Nyatanya seluruh umat manusia dibumi sekarang sedang menghadapi kiamat, dimana manusia menjadi mayat hidup yang siap memakan seluruh organ dalam mereka.

Kemunculan mereka yang tiba-tiba membuat shock dan kerusuhan dimana-mana. Banyak negara yang sudah jatuh, dipenuhi mayat hidup karena tak bisa bertahan.

Faktanya, bertahan sehari dari makhluk pemakan sesama itu sudah dikatakan beruntung. Apalagi selama sebulan lamanya, seperti kelompok Lee Taeyong.

Bertahan dan melawan sudah menjadi kesehariannya dan anggota kelompok miliknya. Kelompok yang didominasi remaja itu beranggotakan 22 beserta Taeyong sendiri.

Yang paling tua berumur 24 tahun, sedangkan yang termuda berumur 16 tahun. Miris, mereka bertemu saat sama-sama bertahan sendirian atas pengorbanan keluarga mereka.

Tentu ada perasaan marah, sedih, dan kecewa. Namun hal tersebut tak diperbolehkan Taeyong dirasakan anggota kelompoknya. Sudah cukup ia menangisi nasib dirinya didunia yang hancur ini.

Oleh karena itu ia mengumpulkan semua orang yang dapat bertahan, sampai saat ini hanya tersisa 22 orang. Banyak kejadian berlalu, menjadikan pelajaran tersendiri bagi Taeyong dan kelompoknya.

Tak pernah mereka membayangkan akan memegang sebuah senapan dan bom ditangan kemudian merobek sesonggok daging itu dengan pisau. Namun, dua pilihan yang mendesak mereka melakukan hal tersebut. Mati atau bertahan.

CKKITTTT

Taeyong terperanjak dari lamunannya saat Johnny mengerem mobil yang mereka tumpangi mendadak. "Ada apa, John?"

"Lihat itu hyung" Taeyong langsung mengalihkan pandangannya kedepan saat Jeno yang duduk dibelakang menunjuk arah depan.

"Apa dia juga bagian dari mereka?" Xiaojun yang duduk bersama Jeno itu menyahut.

"Kalian tetap berjaga, aku akan turun" Taeyong melepas sabuknya kemudian turun. Mendekati perlahan sosok pemuda mungil dengan pakaian yang cukup aneh menurutnya.

"Hei, kau tidak apa-apa?" Taeyong mengerutkan keningnya saat pemuda itu tetap membelakangi dirinya. Ia menoleh kearah belakang, menatap Jeno dan Xiaojun yang bersiap dengan senapan, serta Johnny yang berpegang kuat pada stir.